Bangunan Beragama

Pokok agama adalah akidah

Tiang agama adalah syariah

Keindahan agama adalah hakikat

Agama serupa sebuah bangunan. Pada fondasinya adalah akidah. Fondasi yang kokoh menentukan kekuatan bangunan. Namun fondasi yang kokoh memang tak kasat mata. Setelah bangunan berdiri, ia tertutup di bawahnya. Kita akan tahu apakah ia dibuat dengan baik kala bangunan mengalami guncangan. Fondasi kokoh kan mempertahankannya, fondasi rapuh kan menghancurkannya.

Di atas fondasi, jauh sebelum menjadi bangunan utuh, haruslah berdiri tiang. Dan tiang dalam agama adalah syariah. Aturan-aturan nyata yang menjadikan kehidupan ini berjalan sebagaimana mestinya. Mengikuti syariah berarti menegakkan agama, menjadikan agama nyata. Mengabaikan syariah berarti meruntuhkan agama, menjadikan agama bualan belaka. Di atas akidah yang kokoh, syariah menjaga kehidupan. Serupa tiang yang kokoh dan menjaga bangunan. Syariah yang tak dijalankan secara utuh, layaknya tiang-tiang yang tak berdiri sama rata. Bagaimana hendak dinding dibuat dan keindahan terlihat? Bagaimana hendak memasang jendela, pada bangunan yang tak ada tiang dan dindingnya?

Setelah dinding tersedia, bangunan mulai kelihatan bentuknya, tibalah kita tuk memperindahnya. Hakikat lah pengindah agama. Sebab syariat itu penjaga semata, sedang kehidupan tak selalu sesuai rencana.

Bagaimana menjalankan syariat dengan penuh makna adalah kuncinya? Shalat yang mencegah keji dan mungkar? Zakat yang melatih kedermawanan? Puasa yang mengasah kejernihan? Haji yang meneguhkan perjuangan?

Inilah sedikit di antaranya. Di titik ini lah agama hidup dan memilih ruh. Perilaku diri ini menjadi teladan sebab ia tampak indah. Ritual berjalan dan bercahaya memukau mata, menyentuh jiwa.

Akidah, syariah, hakikat. Tiga pokok yang satu. Berdustalah ia yang abai pada salah satu. Mengaku hakikat tapi abai pada syariat. Sanggupkah engkau memperindah sebuah bangunan tanpa mengokohkannya?

Sungguh, keindahan hanya akan terpancar pada jiwa yang kokoh pokok dan tiangnya.

Spread the love

1 thought on “Bangunan Beragama

Leave a Reply to Anonymous Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *