Memeluk Masalah

“Hadirnya masalah adalah tanda bagi diri tuk menyimak kembali serpihan ilmu nan terlewatkan.”

Dalam banyak kali, masalah hadir sebagai guru. Ia mengajak diri tuk memahami jurang antara apa nan diketahui, dengan apa yang dijalankan. Adalah tabiat pikiran tuk tak sanggup menangkap banyak ilmu sekaligus. Ia perlu tahap, yang berbekal kesabaran kan sampai jua lengkap.

Tak heran banyak para berilmu adalah pemeluk masalah. Bukan mencarinya, tapi mengenalinya. Alih-alih menghindar, mereka antusias mencari jalan penyelesaiannya. Sebab pada pencarian itulah mereka yakini adanya bongkahan besar ilmu yang menunggu untuk didulang.

Sebuah nasihat bijak pernah bertutur, “Catatlah yang terbaik dari yang kau dengar. Amalkan yang terbaik dari yang kau catat. Ajarkan yang terbaik dari yang kau amalkan.”

Para berilmu adalah penyimak yang takzim. Mereka pun para pencatat yang tekun. Sebab menyadari bahwa diri perlu waktu mencerna, maka mencatat adalah kesenangan yang tak pernah dilewatkan. Sebab setelah satu potongan ilmu dipahami, berlanjutlah ada potongan lain yang telah dicatat. Catatan mereka kumal sebab terlalu sering dibolak-balik. Mencari jawaban atas pengalaman yang selalu memerlukan penyesuaian.

Begitupun mengajar. Para berilmu bersemangat dalam mengajar, sebab padanya lah terkandung serpihan lain nan terlewatkan. Kita mungkin tak mengalami keseluruhan masalah dalam sebuah ilmu, tapi orang lain yang mengalaminya. Dari mereka lah para berilmu mendulang kembali pemahaman baru. Tak segan berkata, “Aku tidak tahu”, sembari terus mencari tahu.

Ya. Para berilmu adalah pengucap “Aku tidak tahu” yang mantap. Sebab padanya lah terbuka gerbang pengetahuan nan menggairahkan.

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *