Artikel ini merupakan bahasan lanjutan dari artikel “Menyelami Lagi Neuro-Logical Level” (NLL). Dalam artikel tersebut, NLL yang bermula sebagai sebuah model unified theory of NLP, dan berfungsi sebagai sebuah ‘alat diagnostik’ kondisi klien, dapat juga kita gunakan sebagai metode untuk menyusun rencana. Sebuah rencana seringkali tak berjalan sebagaimana mestinya, sebab ia tak selaras dengan lapisan-lapisan […]

Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik dalam pikiran saya beberapa waktu belakangan, kala saya mulai intensif menulis tentang coaching. “Bagaimana jika ada seorang datang pada saya, seorang koruptor, dan berminat menjadi klien coaching saya dengan tujuan untuk dapat korupsi lebih banyak dan tanpa ketahuan? Akankah saya terima?” Jawabannya tentu saja tidak. Namun pertanyaan serupa itu menghadirkan

Coaching with The 7 Habits in MindRead More »

NLP, salah satunya didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari struktur dari sebuah perilaku. The structure of subjective experience. Maka yang diincar oleh seorang praktisi NLP adalah pola-pola perilaku, alih-alih ‘isi’ atau penyebab dari perilaku tersebut. Pada seseorang yang curhat dengan berkata, “Caranya berbicara membuatku kesal deh!”, praktisi NLP tidak akan bertanya, “Memangnya dia bicara apa? Kapan

NLP itu Coaching Banget, Coaching itu NLP Banget (2)Read More »

Suatu kali, Michaell Hall pernah berkata, “Jika saja dulu NLP memulai dengan coaching—alih-alih terapi—we can own this field.” Kalimat ini bukan tanpa dasar. Ia didasari oleh pengalamannya mengisi sebuah sesi di salah satu konferensi ICF di sebuah negara. Dari sekitar 24 orang yang diundang—kalau saya tidak salah dengar—3 orang di antaranya adalah para coach berbasis

NLP Itu Coaching Banget, Coaching Itu NLP BangetRead More »

“Kita dapat saling memberi bantuan dan dukungan di masa-masa sulit, tapi jangan sedikit pun berpikir bahwa kita akan menyembuhkan saudara atau saudari kita.” “Saat saudara kita dilanda kesulitan, kita semestinya merangkul mereka dan memberi tahu bahwa kita ada untuk menemani mereka—untuk mendengar—tanpa disertai pikiran bahwa mereka adalah ‘proyek’ yang akan kita perbaiki.”

Coaching itu percakapan. Seorang coach yang mahir akan mampu mempraktikkan coaching sehingga seolah-olah ia adalah percakapan biasa. Namun sejatinya di dalam percakapan itu terjadi proses perubahan yang sangat halus. Serupa pengalaman saya ketika pertama kali melihat ayah saya memalu paku ke sebuah papan. Tampak ringan dan mudah. Begitu saya coba sendiri, hampir-hampir jemari saya pipih

Coaching itu (Bukan) Percakapan BiasaRead More »

Salah satu pertanyaan yang kerap saya terima terkait dengan NLP Coach Certification yang diadakan oleh Indonesia NLP Society adalah, “Sertifikasinya dari mana, Mas?” Sebuah pertanyaan yang amat khas beberapa tahun belakangan, semenjak maraknya berbagai program pelatihan bertajuk ‘sertifikasi’. Saya sendiri pun pernah mengalami masa ketika saya pun berprofesi sampingan sebagai ‘pemburu’ sertifikat. Alhamdulillah, saya segera

Sertifikasi dari Mana?Read More »

Sejak saya memulai menulis tentang coaching, beberapa kawan mulai mengirim email berisi pertanyaan yang kurang lebih senada, “Bagaimana kita bisa menjadi seorang coach?” Sekalian deh, saya buat sebuah artikel ya. Moga manfaat untuk semua. Yang akan saya bahas adalah apa yang kita perlukan untuk menjadi seorang professional coach, alias coach yang memang menjalankan praktik secara

Bagaimana kah Cara Belajar Coaching?Read More »

Saya meyakini bahwa pasar coaching di Indonesia—dan dunia—baru dimulai. Belum mencapai titik stabil, apalagi titik jenuh. Alasannya? Bertumbuh adalah kebutuhan alamiah setiap manusia. Pilihannya adalah bertumbuh, atau mati. Csikszenmihalyi dalam karyanya, Flow, menguraikan bahwa tak membutuhkan waktu lama untuk seseorang menjadi bosan setelah terampil melakukan sesuatu. Kebosanan menjadikan seseorang sulit mengalami kondisi ‘larut’, dan lama

Mengapa Coaching akan Masih Terus Meningkat Kebutuhannya?Read More »

Saya siap menjadi coachee ketika: Sudah bulat untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Tidak berkutat lagi dengan fokus pada apa yang salah. Sudah memahami beberapa pemahaman dasar akan hal yang ingin saya capai. Tidak mesti ahli, tapi dasarnya tahu. Misalnya, kalau saya dulunya adalah orang akuntansi, lalu pindah ke dunia penjualan, maka saya perlu tahu dulu

Kapan Saya Siap Menjalani Coaching?Read More »