Menyoal Kepemimpinan

Pernah suatu kali saya mendengar kalimat seperti ini, “Kalau semua orang mau jadi pemimpin, lalu pengikutnya siapa?”

Kalimat yang sungguh menohok diri saya kala itu, sehingga membuat saya berpikir cukup lama hinga menemukan pemahaman baru.

Ya, saya meyakini bahwa setiap orang adalah pemimpin. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa kata pemimpin memang seolah sudah begitu identik dengan sebuah posisi, sesosok yang berdiri di depan dengan orang-orang mengikutinya. Maka rasanya perlu jua saya memilah antara kata pemimpin, dengan kata pimpinan.

Ah, apa bedanya?

Yang kedua adalah soal posisi. Yang pertama bukan. Dan yang jenis pertama inilah yang saya geluti. Pemimpin, baik jadi pimpinan atau tidak.

Sungguh saya tercenung cukup lama, kala untuk kesekian kalinya dihadapkan pada definisi kepemimpinan dari Stephen R. Covey dalam bukunya, “The 8th Habit”. Bunyinya:

“Leadership is a choice, not a position.”

Kepemimpinan adalah soal pilihan, bukan soal posisi.

Mudahnya, setiap kali kita membuat sebuah pilihan, seketika kita telah menjadi pemimpin. Pertanyaannya, adakah saat ketika kita tak membuat pilihan sama sekali?

Ah, tak terbayang dalam benak saya saat seperti itu. La wong saat saya tidak memilih pun, sejatinya adalah sebuah pilihan. Kala saya makan yang dipilihkan oleh orang lain pun, saya sedang memilih. Yakni, memilih untuk dipilihkan. Sebab mustahil kita hidup tanpa memilih, sebab itu pula lah mustahil kita hidup tanpa menjadi seorang pemimpin.

Oh, baru paham rupanya saya, akan makna bahwa setiap orang adalah pemimpin, dan akan dimintai tanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Dalam bahasa lain, setiap orang adalah pemilih, dan akan dimintai tanggung jawab atas setiap pilihannya.

Maka, sungguh kepemimpinan memang bukan soal posisi. Seseorang bisa jadi pemimpin, tanpa posisi apapun. Juga seseorang bisa jadi pimpinan, namun ia tak efektif, sebab pilihan-pilihannya serampangan, atau dipilihkan oleh orang lain.

Ya, persoalannya tidak lagi apakah saya pemimpin atau bukan. Melainkan apakah saya pemimpin yang efektif atau bukan. Pemimpin yang efektif, adalah yang membuat pilihannya secara sadar, yang mengantarkannya pada kehidupan yang lebih baik.

Inilah kerangka yang akan saya gunakan setiap kali membahas soal kepemimpinan. Yuk, mari 🙂

Spread the love

4 thoughts on “Menyoal Kepemimpinan

  1. “Pemimpin yang efektif, adalah yang membuat pilihannya secara sadar, yang mengantarkannya pada kehidupan yang lebih baik.”

    Kalau boleh saya menambahkan Mas, pilihan dari pemimpin yang efektif juga harus bisa membawa orang-orang yang dipimpinnya menuju kehidupan yang lebih baik, dan mungkin harus lebih baik dari pemimpin tersebut. Satu kalimat panutan saya : “Pemimpin yang baik bukan mendapatkan pengikut, tetapi melahirkan pemimpin-pemimpin yang baru”.

    Kalau diplesetkan sih mas, Pemimpin = Leader dan Kepemimpinan = Leadership…
    Jadi, kepemimpinan adalah seorang “leader” yang “sip”… Hehehehe

    1. Laks, you haven’t yet get my point in this article. Aku tidak sedang membahas leading others. Leading others itu nanti setelah pemahaman dan praktik leading self nya kokoh.

      Hehe…

  2. Kesadaran bahwa setiap pilihan seketika jadikan pembuatnya sebagai pemimpin, sepertinya perlu pembiasan pada diri dan warga negeri ini, kang Teddi. Adakah cara pengingatannya yang efektif? Penasaran dengan kelanjutan tulisan ini, dengan berbingkai “Pemimpin yang sadar akan keputusannya”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *