“Tak ada jaminan pilihan terbaik memberikan hasil terbaik. Karena itulah Tuhan memberi akal untuk melakukan perbaikan.”
Ada hasil yang tampak berhubungan langsung dengan usaha yang telah kita lakukan. Namun hubungan itu kerapkali tak langsung terlihat, hingga serupa jauh dari usaha yang mendahuluinya. Sisi lain, hasil pun terkadang tak berkaitan dengan usaha nan pernah dicurahkan. Ia lain sama sekali, meski tetap membahagiakan.
Tugas kita adalah memilih, wahai diri. Memilih nan didasari keutuhan pikir dan rasa. Inilah usaha maksimal yang menjadi bagian kita. Namun hasil, sungguh merupakan apa saja yang berada dalam kehendakNya. Kadang Dia hubungkan dengan usaha, kadang Dia jauhkan, kadang tak Dia hubungkan sama sekali.
“Jika hasil tak selalu berhubungan dengan usaha, lalu apalah gunanya usaha?” mungkin tanyamu.
Untuk menghadirkan kemuliaan ciptaanNya. Adalah akal di berikan pada diri tuk mencari jalan dan mencerna pilihan-pilihan. Dan kala sebuah pilihan tak hadirkan hasil serupa yang terpikirkan sejak awal, bukankah ia adalah ruang bagi akal pula tuk hadirkan kembali kemuliaan penciptaannya? Kebelumberhasilan, adalah saat bagi akal tuk bekerja kembali. Menggali makna-makna, menelusuri rangka-rangka yang belum terbangun dengan kokoh. Kebelumberhasilan, adalah tangga untuk naik, dan adalah peran akal sebagai penunjuk arahnya.