“Seberapa banyak makna kau curahkan pada sesuatu, sedalam itu lah kau terikat padanya.”
Manusia adalah makhluk makna. Apa yang terjadi padanya netral belaka, namun makna yang ia berikan pada setiap nan terjadi itu lah yang kan menggerakkannya. Ada kejadian yang sederhana, kiranya begitu menggairahkan, sebab makna yang kita tanamkan padanya. Ada kejadian yang rumit, kiranya begitu menggelisahkan, sebab makna yang kita tanamkan padanya pula.
Maka cermatlah, wahai diri, pada makna-makna yang kau berikan pada sesuatu. Sebab seberapa dalam makna kau curahkan padanya, sedalam itu lah kau terikat.
Telisiklah pada rangkaian perjalanan panjang hidupmu, wahai diri. Seberapa banyak makna kau curahkan pada hal-hal yang sejatinya tak membangun dirimu? Sisi lain, seberapa banyak makna yang kau kucurkan pada hal-hal yang sejatinya menumbuhkan jiwamu, pikiranmu, hatimu?
Kau berada dalam kesulitan? Tenanglah. Sebab bukan dirimu yang bermasalah, melainkan makna yang kau berikan itulah masalahnya. Ubah maknanya, agar segala terang kembali.
Kau berada dalam jalan kebaikan? Bergembiralah. Cerna makna-makna yang selama ini kau tanam. Pupuk dan rawatlah hingga ia tumbuh subur dan meninggi, lalu melahirkan jalan kebaikan lain.
Cermatlah, wahai diri, cermatlah untuk tak terlalu banyak menumpuk makna pada hal-hal yang remeh, hingga ia mengkerdilkan dirimu. Banyak-banyak lah membangun makna pada hal-hal yang menumbuhkan jiwamu.
Mantap pak..
Betul pak, saat kita memaafkan atau melepas makna buruk pada masa lalu, seolah semua masa lalu tak pernah terjadi hal yang buruk, terasa biasa-biasa saja seperti kejadian biasa lainnya.