Garis Itu Bernama Keberanian Mencoba

“Sesuatu seringkali tampak sulit, sampai ia dicoba, dan dilalui.”

Tahanlah penilaianmu, sampai kau mencobanya. Demikian sebuah nasihat pernah hadir. Meski, tentu perlu dibatasi penggunaannya, hanya untuk hal-hal dalam jalur kebaikan.

Ya, sebab penilaian, memang tak pernah tepat benar. Penilaian, telah mencampurkan antara kerja pikiran dan perasaan. Dalam pencampuran inilah acapkali sebuah penilaian tak cocok dengan kenyataan, meski ia telah dilator belakangi dengan banyaknya pengalaman. Apa pasal? Sebab tak pernah ada dua kejadian yang sama persis. Pengalaman hanyalah salah satu bahan pemikiran, namun penilaian yang hanya mendasarkan pada pengalaman semata lebih sering salah daripada benarnya.

Maka berhati-hatilah menyebut sesuatu sebagai sulit. Sebab kata sulit adalah sebuah penilaian. Dan tabiat insan tuk merasa sulit, atas segala yang belum pernah ia alami, ia lalui. Tengoklah ke belakang, pada beragam hal yang kini tampak mudah bagi diri. Mengapa ia demikian? Tentu tak lain sebab ia telah terlalui. Namun dulu, bisa jadi bergetar hati memulainya.

Di titik inilah, kita mesti menginsyafi bahwa kesulitan bukanlah sesuatu yang abadi. Ia, dengan tempat kita berdiri, hanya terbatasi oleh garis bernama keberanian tuk memulai dan mencoba. Kala garis itu terlewati, menengok ke belakang acapkali hanya akan mengadirkan senyum simpul.

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *