“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami mereka menyembah.” (Al Anbiya: 73)
Sungguh jernih Dia ajarkan pada kita tugas-tugas kepemimpinan. Sungguh gamblang pula bagi kita tuk memilih pemimpin terbaik, kapanpun diperlukan. Tugas-tugas kepemimpinan dalam ayat di atas begitu jelas:
- Memberi petunjuk dengan perintah Kami.
- Mengajak berbuat kebaikan.
- Menjalankan shalat.
- Menunaikan zakat.
- Hanya menyembah kepada Allah.
Pemimpin adalah pemberi petunjuk. Tapi bukan sembarang petunjuk. Ia lah petunjuk yang didasari oleh perintah Allah. Petunjuk yang kala dijalankan kan menjadikan namaNya menggema. Maka adalah syarat seorang pemimpin untuk memiliki ilmu nan utuh atas perintah-perintah Allah. Agar ia tak memerintah berdasarkan nafsunya, atau kehendak nan populer semata.
Pemimpin adalah pengajak pada kebaikan. Ia lah seorang yang kompeten dan profesional. Orang yang ahli lagi menguasai bidangnya. Orang yang berpengalaman dan tahu apa nan mesti dilakukan dalam berbagai situasi. Orang yang punya perhatian pada kemanusiaan. Orang yang sesedikit mungkin memiliki kebiasaan buruk.
Pemimpin adalah orang yang menjalankan shalat, dan memastikan pengikutnya pun menjalankan shalat. Sebab shalat adalah pencegah keji dan mungkar. Shalat adalah tiangnya agama, yang takkan ada agama dalam diri seseorang tanpanya. Tak menjalankan shalat, maka pintu kekejian dan kemungkaran terbuka lebar. Jika pada Allah nan tak tampak saja sang pemimpin berkomitmen tinggi, apa tah lagi pada tugas-tugasnya yang tampak nyata?
Pemimpin adalah orang yang menunaikan zakat, dan memastikan pengikutnya pun membayar zakat. Sebab ada hak orang lain yang dititipkan pada kita. Dan ianya amanah. Jika zakat saja dihitung dengan cermat dan dikeluarkan, apa lagi amanah harta yang lainnya. Sebaliknya, jika zakat yang kecil saja tak ditunaikan, entah bagaimana amanah harta lain dimanfaatkan.
Pemimpin adalah ia yang sandarannya hanya Allah. Sebab ini lah ia tak kenal takut berada dan menjalankan kebenaran. Sebab segala sesuatu milik Allah, berada dalam genggamanNya, tak ada yang layak disandari selainNya. Pemimpin serupa ini tampak keberaniannya, tangguh langkahnya, tegap langkahnya, lembut hati pada pengikutnya, sebab Allah telah perintahkan ia demikian. Pemimpin sejenis ini hanya berharap surga, maka tak silau dengan harta, tak takut kehilangan kuasa, sebab ia wakil dan pelayan semata. Waktunya hanya dihabiskan untuk dua: melayani pengikutnya, dan memohon ampun (beribadah) setelahnya.
Bagi para pengikut, ini lah kriteria pemimpin yang hendaknya kita pilih.
Bagi para pemimpin, ini lah tugas utama yang wajib dijalankan, jika keselamatan yang kita harapkan.