“Pengalaman berkesan selalu lahir dari penyelesaian atas permasalahan yang menantang.”
Salah satu hal yang rutin kulakukan setiap tahun adalah memperbarui daftar riwayat hidup. Meski aku bukan orang yang gemar menulis daftar pengalaman dengan teramat mendetil layaknya otobiografi, paling tidak aku menulis ulang apa-apa saja hal yang sudah pernah kulakukan dan layak tuk diperhitungkan sebagai kemampuan.
Kemampuan?
Ya, kemampuan. Tak lain manfaat dari pengalaman adalah terbentuknya kemampuan, keahlian, keterampilan. Sesuatu kita sebut sebagai pengalaman, biasanya sebab ia adalah momen berkesan tuk menyelesaikan sebuah permasalahan yang menantang. Tak kita sebut sebagai pengalaman menarik jika ia hanya aktivitas rutin biasa. Minum kopi, misalnya, adakah disebut pengalaman menarik?
Tidak.
Tapi menyajikan 100 cangkir kopi dalam waktu 1 jam, bisa jadi.
Apa pasal?
Karena yang kedua tak biasa, dan karenanya menghendaki kita bekerja dengan cara yang berbeda. Menariknya, akibat menyelesaikan yang tak biasa itu, diri ini jadi memiliki keterampilan baru. Jika pun tidak, keterampilan lama meningkat levelnya.
Seorang guru yang 10 tahun mengajar siswa sekolah dasar, seketika bertambah keahliannya, usai mendapatkan pengalaman 1 minggu saja mengajar di sekolah menengah.
Di sebuah grup besar perusahaan, salah satu ciri orang yang akan dipromosikan ke level direksi adalah ia dimutasi untuk menangani bagian SDM. Sebab umumnya, mereka yang akan naik ke level itu masih kurang pengalaman untuk urusan ‘orang’.
Lalu apa urusannya dengan memperbarui daftar riwayat hidup tiap tahun tadi?
Memperbarui daftar riwayat hidup mengajak kita untuk mengevaluasi apa saja pembelajaran yang didapat setahun ke belakang. Mana yang signifikan menaikkan keahlian, mana yang biasa saja. Diri ini pun makin tajam mengenali potensi diri yang dari hari ke hari makin jelas tampak perwujudannya.
Sisi lain, proses evaluasi ini juga menyadarkan kita akan mana saja area dalam diri yang masih perlu dibenahi. Mungkin area itu jarang kita sentuh, bahkan cenderung dihindari pengalamannya, sebab kita kurang nyaman mengerjakannya. Tapi jika menilik pada masa depan nun jauh di sana, kesadaran ini sungguh amat membantu membuka ruang perbaikan yang perlu direncanakan setahun ke depan.
Salah satu yang teramat kusukai dari memperbarui daftar riwayat hidup adalah rasa syukur yang tak pernah absen hadir setelahnya. Bahwa rupanya, di setiap usai sebuah ujian, selalu tersedia tumpukan pembelajaran. Benarlah bahwa dalam pengaturanNya, perlahan-lahan diri ini ditumbuhkan tuk menangani hal yang lebih kompleks. Bukankah ini kehormatan?
Sebaliknya, insan yang gemar mengeluh, sering kudapati tak menyadari betapa perjalanan hidupnya selama ini sejatinya memberikan banyak pengalaman berharga yang membuatnya makin kuat.
Jadi, perbaruilah daftar riwayat hidupmu, sobat.