Sebenarnya, bukan hanya belajar online. Belajar offline jelas perlu adab. Tanpa adab, ilmu yang tersedia di depan mata takkan tampak. Ia yang terdengar di telinga takkan masuk. Pun jika sanggup diterima oleh pikiran, takkan bisa meresap ke dalam hati, dan mewujud menjadi amal. Padahal, amal itulah salah satu tanda benarnya belajar.
Namun di era pembelaran online ini, ku rasakan adab menjadi amat sangat jauh lebih penting. Apa pasal?
Begini ceritanya.
Dalam konteks belajar offline, setidaknya, kita kan dipaksa menunjukkan adab sebab guru kita ada di hadapan. Ada jadwal, ada ruangan, ada materi, ada pengajar, suka tak suka kita akan cenderung perhatian, jika pun belum menyimak. Apatah lagi jika sang guru memiliki wibawa yang kuat. Namun dalam belajar online, ada godaan untuk tak serius. Untuk menjadikan aktivitas belajar ini sambilan, sambil mengerjakan hal lain.
Tengoklah, siapa berani makan sambil mendengar kuliah di kelas? Amat sedikit, jika tak ingin dibilang kurang ajar.
Tapi tengoklah lagi, siapa yang menonton video pembelajaran online sambil makan, bahkan disambi menonton film lain? Banyak!
Tersedianya ilmu dalam bentuk yang bisa diputar ulang di era ini memang menjadikan belajar itu aktivitas kurang serius. Padahal, apapun medianya, komitmen belajar mesti sama, jika kita mengharapkan hasil yang sama. Media online hanyalah alat bantu yang menghilangkan sekat keterbatasan jarak dan waktu. Jika dulu harus mengikuti pelatihan 8 sesi dalam waktu 2 hari full, kini kita bisa belajar jumlah materi yang sama tanpa harus meninggalkan aktivitas sebanyak waktu itu sekaligus. Kita bisa mencicil belajar per sesi, sehingga bahkan lebih memiliki keleluasaan untuk mereasapi yang dipelajari hingga mendalam, baru kemudian melanjutkan materi. Ini, sebenarnya, model belajar yang ideal. Belajar sedikit demi sedikit, setahap demi setahap, tanpa dikejar tenggat waktu.
Tapi, alat bantu media online ini sungguh tak menggantikan ketekunan kita sebagai faktor utama masuknya ilmu ke dalam pikiran. Jika belajar di kelas menghendaki kita untuk perhatian penuh pada guru, begitu pula pada belajar online. Jika belajar di kelas meminta kita untuk fokus tanpa diselingi aktivitas lain, begitu pula pada belajar online. Jika belajar di kelas kita mesti bertanya dan meminta penjelasan ulang kala belum paham, begitu pula pada belajar online. Tak cukup menonton video materi 1 kali. Putar lah berkali-kali sembari mencatat apa-apa nan terlewat. Jika belajar di kelas kita persiapan agar tak terlambat, begitu pula pada live webinar. Mengapa kita persiapan hadir 1 jam sebelum kelas, namun tak melakukan hal yang sama saat mengikuti webinar? Mengapa baru connect saat jam sudah berlangsung?
Maka adab, justru menjadi makin penting kini. Sebab ilmu seolah berada dalam kendali, padahal sebenarnya tidak. Ilmu memiliki tabiat yang sama: ia hanya hadir pada pikiran yang terbuka, jiwa yang jernih, dan diri yang penuh ketundukan. Tanpa kesungguhan, ilmu takkan sudi mendekat, meski secara fisik ia tersedia melimpah di dunia maya.