Meskipun setiap saat bersama INLPS itu istimewa, ada yang teramat istimewa di hari lahirnya kali ini, yang kiranya perlu dicatat secara khusus. Sejak berdirinya sebagai milis pada 2007, komunitas ini terus berkembang, perlahan tapi pasti, menjadi organisasi makin rapi dari hari ke hari. Pada usianya yang ke 16 ini, kepengurusan bahkan dibentuk lewat proses yang sangat demokratis. Para anggota memilih siapa yang akan memimpin. Para anggota pun mengusulkan dirinya untuk terlibat dalam bidang yang diminati. Bu Rita Anggorowati, contohnya, bukan hanya perempuan pertama yang menjadi Chairwoman, ia juga yang pertama terpilih secara demokratis tadi.
Ditengok pada misinya, INLPS masih mengusung tema besar yakni menjadi komunitas pembelajar yang ingin mendukung pertumbuhan tiap insan yang terlibat bersamanya. Namun pada tahun ini, entah bagaimana, ada tema baru yang lahir dari perbincangan banyak anggota. INLPS itu seperti rumah, kata mereka. Rumah tempat kembali. Sebab orang kadang datang, lalu pergi sementara, untuk akhirnya kembali lagi. Ada semacam daya tarik dari orang-orang baik yang selalu membuka tangan untuk pulang.
Maka doa yang ku panjatkan adalah semoga rumah ini semakin lapang dan teduh untuk jadi tempat bernaung. Ia tegak berdiri melampaui usia orang-orang yang memulainya. Ia tetap ada dan menjadi warna bagi bangsa. Ia berambisi untuk menjadikan setiap yang bergabung menjadi insan yang setidaknya selangkah lebih baik.
Pada setiap insan yang berniat baik menjadi pengurus komunitas ini, semoga Allah luaskan ikhlas dan sabarnya. Permudah urusan dunia dan akhiratnya. Harmoniskan hubungan keluarganya. Lancarkan rezekinya. Pulihkan lelah dan luka-luka batinnya.
Para anggota yang terdaftar di dalamnya, semoga terus istiqomah meniti jalan ilmu. Jalan pembelajar. Ilmu adalah cahaya. Dan ia tersedia di depan mata. Kita lah yang perlu untuk terus rutin membuka pintu dan jendela.