Tentang Hubungan: Keluarga

Melanjutkan bahasan di artikel sebelumnya soal pernikahan yang menggambarkan kebebasan memilih, tidak demikian kiranya dengan hubungan keluarga. Dari pernikahan lahirnya keluarga. Dan kita tak bisa memilih siapa yang jadi keluarga kita. Kita tak bisa memilih siapa orang tua kita, sebagaimana kita tak pula bisa memilih siapa yang jadi anak kita. Kita tak diberi keleluasaan memilih siapa saudara kandung kita, berikut rangkaiannya seperti sepupu, keponakan, paman bibi, ipar, dan seterusnya. Maka dalam soal hubungan keluarga, ia terberi begitu saja. Meminjam istilah Heidegger, kita terlempar ke dalam sebuah keluarga tanpa perlawanan. 

Tapi ada yang menarik dari hubungan keluarga. Hubungan keluarga yang dibina dengan baik, memungkinkan terjadinya ketahanan sosial. Entah bagaimana Tuhan menciptakan rasa keterikatan yang lebih dalam keluarga, sehingga kasih sayang lebih mudah muncul tanpa syarat. Maka anak yang yatim piatu, misalnya, cenderung akan aman diasuh oleh keluarga besar mereka. Begitupun kita relatif kerap tak keberatan mengasuh keponakan dibanding, misalnya, anak tetangga. Hubungan keluarga mampu membangun struktus sosial yang kokoh dan karenanya menciptakan tatanan masyarakat yang memungkinkan satu daerah terpelihara. 

Betul ada hubungan keluarga yang buruk. Yang satu sama lain tak saling peduli dan menjaga. Namun dalam bentuk yang terbaiknya, ia adalah ikatan yang kokoh. Meskipun kata ‘saudara’ telah meluas hingga mencakup hubungan pertemanan, namun dalam konteks keluarga ia memiliki kedalaman makna yang berbeda. 

Karenanya, keluarga sejatinya merupakan modal sosial yang amat besar bagi kita. Yang kita perlukan sebenarnya hanya memupuknya, sebab Tuhan sudah menyediakan benih kasih sayang berlebih di dalamnya. Namun layaknya benih, ia perlu dipupuk dan disirami secara teratur sebelum tumbuh dan berbuah. Ia memang bisa jadi sekedar benih yang mati jika tidak ditangani dengan baik. 

Dan di situlah tepat tantangannya. Hubungan yang dekat, kerap memerlukan siraman kebaikan yang beragam. Sebab hal baik yang kita lakukan satu sama lain, kerap dianggap lumrah belaka. Kakak mengantarkan adik sekolah, misalnya, adalah tindakan yang amat bernilai sebenarnya. Jika dilakukan ke tetangga itu maknanya luar biasa. Namun dalam konteks hubungan keluarga, lama-kelamaan ia jadi rutin belaka. 

Sisi lain, kita perlu lebih jeli mencermati tindakan kebaikan yang dilakukan satu sama lain dalam keluarga. Sebab kadang tindakan itu sungguh penting, namun dianggap biasa. Seseorang mungkin tak pernah ingat bahwa ia pernah diasuh oleh tantenya saat bayi sebab orang tuanya bekerja. Coba bayangkan ia ditelantarkan saja di rumah, mungkinkah ia bertahan hidup? Jelas tidak. Maka proses penitipan itu sungguh amat bernilai sebenarnya. Tapi toh ia kerap tak dihargai sebagai tindakan yang bermakna. 

Maka menarik jika kita cermati ayat Al Qur’an yang membahas tentang pembagian waris. Setelah menetapkan hukum pembagian, Allah Swt berfirman dalam QS. An Nisa ayat 11, “Mengenai orang tua dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu.” 

Ya, betapa kita memang tak mungkin menghitung jasa anggota keluarga sepanjang hayat. Ada yang memang tampak nyata, namun banyak pula yang tak terhitung secara langsung. Perlu orang sekampung untuk membesarkan seorang anak. Dan kita tak tahu pasti apa kontribusi masing-masing orang di kampung itu pada diri kita. Yang jelas, kita tak pernah hidup dalam ruang hampa sosial. Tindakan keluarga, disadari atau tidak, membentuk kita kini. Meninggalkan jejak yang kita tiru atau hindari. 

Maka pada keluarga, pemakluman, keikhlasan, kepekaan kita diuji. Kita tak bisa lari. Tak ada namanya mantan orang tua, mantan anak, mantan kakak atau adik. Hubungan ini melekat seumur hidup. Tapi ia tak perlu kita sesali. Sebab hubungan itulah yang turut membentuk diri kita kini. Telaah, hargai. Sebagaimana tindakan keluarga meninggalkan jejak dalam diri kita, begitupun tindakan kita meninggalkan jejak dalam diri keluarga. 

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *