Aku berpendapat, orang yang berkeinginan untuk menjadi trainer, konsultan, atau pengajar lain dalam arti luas, mestilah menulis. Ini alasannya. Menulis adalah menuangkan gagasan. Mereka yang terampil dan rajin menulis, bisa dibayangkan memiliki gagasan dan kemampuan untuk menuangkannya. Jika dibalik, mereka yang tak rajin menulis, mungkin memiliki gagasan namun kesulitan menuangkannya. Atau, memang tak punya gagasan […]
Category: Reflections
Ada yang menarik dalam pertemuanku kemarin dengan dua orang guru. Pertama adalah Pak Bagus Riyono, kedua adalah Bu Emi Zulaifah. Keduanya adalah suami istri yang sama-sama ahli dalam psikologi, pertama-tama Psikologi Industri-Organisasi, dan saat ini menggeluti Psikologi Islam. Dalam diskusi berbalut silaturahmi itu, terangkat satu topik tentang tazkiyah. Kata ini biasa dipahami oleh seorang muslim
Manusia modern, terutama manusia digital, kerap tanpa sengaja merasa begitu mandiri. Sebegitu mandirinya hingga tak butuh orang lain. Bagaimana tidak? Ia punya penghasilan sendiri. Hidup menyewa kamar kos atau apartemen sendiri. Memesan makanan atau memasak sendiri. Mengisi waktu luang sendiri. Berlibur sendiri. Tanpa kehadiran orang lain ia bisa memenuhi kehidupannya. Maka ketika dihadapkan pada kebutuhan
Kata profesional berasal dari kata profesi. Menggunakan pemaknaan bebas dari bahasa Inggris, kita mungkin bisa memahami profesi sebagai pekerjaan. Sebagai kata benda, pekerjaan mengandung di dalamnya beragam aktivitas yang berada dalam satu rumpun. Pekerjaan sebagai kasir, misalnya, mencakup rangkaian aktivitas pembayaran yang tak sekedar menerima atau menyerahkan uang. Maka seorang kasir yang profesional adalah ia
Pernah ku tulis bahwa persahabatan adalah hubungan unik. Ia jenis yang bisa berlaku dalam beberapa jenis hubungan lain. Persahabatan bisa terjadi antara pasangan suami-istri, orang tua-anak, kakak-adik, dan tentunya dua orang atau lebih yang tak punya hubungan darah. Mirip seperti pernikahan, persahabatan adalah hubungan yang dibangun atas dasar keputusan. Ia mengandaikan adanya kebebasan. Orang bisa
Melanjutkan bahasan di artikel sebelumnya soal pernikahan yang menggambarkan kebebasan memilih, tidak demikian kiranya dengan hubungan keluarga. Dari pernikahan lahirnya keluarga. Dan kita tak bisa memilih siapa yang jadi keluarga kita. Kita tak bisa memilih siapa orang tua kita, sebagaimana kita tak pula bisa memilih siapa yang jadi anak kita. Kita tak diberi keleluasaan memilih
Aku ingin membahas tentang hubungan. Lebih tepatnya, hubungan antarmanusia. Ini tema menarik. Sebab rupanya manusia memiliki berbagai jenis hubungan dengan manusia lain. Dan tiap hubungan memiliki keunikan, juga fungsinya masing-masing bagi diri. Kita punya peran dalam hidup orang lain, sebagaimana orang lain pun punya peran dalam hidup kita. Ada peran yang kita sadari, ada yang
Salah satu penyebab korupsi, dalam hematku, adalah ketidakmampuan untuk memilah mana yang milik kita, dan mana yang bukan milik kita. Mana yang hak kita, mana yang bukan hak kita. Seseorang yang bekerja di bagian pengadaan, tentunya telah digaji sesuai dengan kontrak perjanjian awal. Naik turunnya jumlah pekerjaan, gajinya tetap belaka. Itu haknya. Kewajibannya? Tentu menjalankan
Sebagaimana ku bahas di artikel yang lalu, memodel adalah cara belajar paling purba, paling alamiah dari manusia. Ia bisa saja tak terasah, namun sebenarnya tak pernah hilang. Dan NLP, adalah metodologi yang berusaha untuk melatih kembali cara belajar itu.
Mempelajari NLP, aku diperkenalkan dengan istilah modeling. Memodel. Meneladani. Lebih jauh, ternyata ini adalah cara belajar paling purba bagi manusia. Sebelum manusia mengenal komunikasi kompleks lewat bahasa, ia hanya memiliki inderanya, yang mencerap apa saja yang ada di sekelilingnya. Dan kala melihat manusia lain melakukan sesuatu, ia pun menirunya. Maka kita hampir tak pernah melihat
Recent Comments