Demikian simpulan dari karya fenomenal Daniel Goleman, Richard Boyatzis, dan Anne Mckee, Primal Leadership. Sekian lama ranah kepemimpinan hanya membahas aspek tugas (task), padahal hasil riset ketiganya menunjukkan bahwa para pemimpin yang efektif adalah mereka yang sanggup mengelola dirinya dan mengelola relasinya dengan baik. Ketika seseorang diangkat menjadi pimpinan, ia ibarat pemain teater yang disorot […]
Tag: belajar kepemimpinan
Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Niat, ibarat pendaftaran. Sebelum kita berlomba, kita harus mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba itu. Baru lah setelah itu kita bisa menang atau kalah. Tanpa pendaftaran, kita dilarang untuk ikut berlomba, tidak mendapatkan fasilitas yang sama seperti peserta lain. Pun jika kita memaksakan untuk
Banjir Jakarta terjadi lagi. Dan pengalaman saya sejak banjir besar 2002, tahun ini menurut saya paling parah. Sebab, tidak saja wilayahnya meluas, tapi ia terjadi berkali-kali. Lalu ada yang menyalahkan pemimpin Jakarta kini. Ada pula yang membelanya. Bagi saya, keduanya sungguh tak manfaat. Apa pasal? Satu sisi, argumen bahwa pemimpin sekarang ini baru menjabat 2
Suatu kali saya pernah diminta untuk membawakan pelatihan untuk para manajer. Tak tanggung-tanggung, materi yang diminta adalah soal kepemimpinan. Padahal, saya belum punya pengalaman memimpin secara formal. Pengalaman memimpin saya lebih banyak tak formal, terutama dalam komunitas. Untung kala itu terbersit sebuah ide dalam benak saya. Ya, memang saya tak punya pengalaman sebagai atasan formal,
“Pemimpin, adalah hadiah bagi yang dipimpin.” Demikian sebuah nasihat pernah bertutur. Ya, saya dulu berpikir sebaliknya. Bahwa kita, yang dipimpin ini, membutuhkan seorang pemimpin agar bisa berubah. Ini benar adanya. Hanya dalam banyak kondisi, yang terjadi bisa sebaliknya. Yakni bahwa hadirnya seorang pemimpin, ditentukan oleh yang dipimpin. Apa pasal? Lah, memang darimana asal seorang pemimpin
Recent Comments