Akhir pekan lalu, saya bersama beberapa penggiat Indonesia NLP Society menyelenggarakan forum belajar untuk internal, NLP Coach Certification – Accelerated Program. Disebut demikian karena ia memang khusus diadakan bagi penggiat yang telah menguasai NLP, dan ingin merangkainya menjadi sebuah ketarampilan melakukan coaching. Ini adalah pertemuan kedua kami, setelah 2 bulan lalu, dengan durasi 2 hari. […]
Tag: coaching indonesia
Beberapa tahun memfasilitasi organisasi untuk membenahi budaya mereka menguatkan kesimpulan bahwa kunci utama ada pada kepemimpinan. Jadi paham jika Edgar Schein menjuduli buku fenomenal beliau dengan Organizational Culture and Leadership. Sebab pertama-tama, pemimpin lah yang membentuk budaya, baru kemudian budaya yang akan membentuk bagaimana kepemimpinan dijalankan. Tidak mengherankan pula jika Carolyn Taylor, konsultan spesialis budaya
Coaching Insight #6: Coaching dan Perubahan Budaya OrganisasiRead More »
Saat berbagi tentang coaching, kerap saya dapati pertanyaan dan pernyataan dari sobat-sobat yang mengungkapkan kesulitan mereka menjalankan beberapa kompetensi coaching. “Susah juga ya, nggak boleh ngasih tahu, nggak boleh mengarahkan. La kalau mereka memang perlu pengarahan dan diberi tahu gimana?” tanya mereka. Pertanyaan dan pernyataan senada ini, hemat saya, lahir dari pemahaman yang belum mendalam
Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik dalam pikiran saya beberapa waktu belakangan, kala saya mulai intensif menulis tentang coaching. “Bagaimana jika ada seorang datang pada saya, seorang koruptor, dan berminat menjadi klien coaching saya dengan tujuan untuk dapat korupsi lebih banyak dan tanpa ketahuan? Akankah saya terima?” Jawabannya tentu saja tidak. Namun pertanyaan serupa itu menghadirkan
“Kita dapat saling memberi bantuan dan dukungan di masa-masa sulit, tapi jangan sedikit pun berpikir bahwa kita akan menyembuhkan saudara atau saudari kita.” “Saat saudara kita dilanda kesulitan, kita semestinya merangkul mereka dan memberi tahu bahwa kita ada untuk menemani mereka—untuk mendengar—tanpa disertai pikiran bahwa mereka adalah ‘proyek’ yang akan kita perbaiki.”
Coaching itu percakapan. Seorang coach yang mahir akan mampu mempraktikkan coaching sehingga seolah-olah ia adalah percakapan biasa. Namun sejatinya di dalam percakapan itu terjadi proses perubahan yang sangat halus. Serupa pengalaman saya ketika pertama kali melihat ayah saya memalu paku ke sebuah papan. Tampak ringan dan mudah. Begitu saya coba sendiri, hampir-hampir jemari saya pipih
Salah satu pertanyaan yang kerap saya terima terkait dengan NLP Coach Certification yang diadakan oleh Indonesia NLP Society adalah, “Sertifikasinya dari mana, Mas?” Sebuah pertanyaan yang amat khas beberapa tahun belakangan, semenjak maraknya berbagai program pelatihan bertajuk ‘sertifikasi’. Saya sendiri pun pernah mengalami masa ketika saya pun berprofesi sampingan sebagai ‘pemburu’ sertifikat. Alhamdulillah, saya segera
Sejak saya memulai menulis tentang coaching, beberapa kawan mulai mengirim email berisi pertanyaan yang kurang lebih senada, “Bagaimana kita bisa menjadi seorang coach?” Sekalian deh, saya buat sebuah artikel ya. Moga manfaat untuk semua. Yang akan saya bahas adalah apa yang kita perlukan untuk menjadi seorang professional coach, alias coach yang memang menjalankan praktik secara
Saya meyakini bahwa pasar coaching di Indonesia—dan dunia—baru dimulai. Belum mencapai titik stabil, apalagi titik jenuh. Alasannya? Bertumbuh adalah kebutuhan alamiah setiap manusia. Pilihannya adalah bertumbuh, atau mati. Csikszenmihalyi dalam karyanya, Flow, menguraikan bahwa tak membutuhkan waktu lama untuk seseorang menjadi bosan setelah terampil melakukan sesuatu. Kebosanan menjadikan seseorang sulit mengalami kondisi ‘larut’, dan lama
Mengapa Coaching akan Masih Terus Meningkat Kebutuhannya?Read More »
Saya siap menjadi coachee ketika: Sudah bulat untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Tidak berkutat lagi dengan fokus pada apa yang salah. Sudah memahami beberapa pemahaman dasar akan hal yang ingin saya capai. Tidak mesti ahli, tapi dasarnya tahu. Misalnya, kalau saya dulunya adalah orang akuntansi, lalu pindah ke dunia penjualan, maka saya perlu tahu dulu
Recent Comments