Aku sedang di Ambon. Ini adalah untuk pertama kalinya dalam hidupku, menginjakkan kaki di bumi pahlawan Pattimura dulu memimpin perjuangan. Bumi indah yang sempat beberapa tahun mengalami konflik yang—katanya—bermotifkan agama. Ah, tapi aku sedang tak ingin membahas itu. Aku ingin bercerita tentang sebuah pembelajaran yang kudapat dari salah seorang yang menjemputku di bandara, sewaktu kami […]

“Sebab hidup adalah perjalanan, tinggalkan beban yang tak diperlukan.” Demikian sebuah nasihat hadir, mengajarkan bahwa hidup di dunia adalah serupa garis lurus. Bermula dari titik kelahiran, bermuara pada titik kematian. Sungguh sejenak waktu dunia ini, dibandingkan apa yang kan dihadapi sesudahnya. Layaknya sebuah perjalanan,

“Kecepatan, seringkali mengurangi penghayatan.” Kapan terakhir kali berjalan tergesa-gesa? Di kala keinginan untuk cepat sampai itu begitu besar, berapa banyak kah hal yang terlewat tak terperhatikan? Kapan terakhir kali makan tergesa-gesa? Mampukah mengingat nikmatnya setiap suapan dan kunyahan? Kapan terakhir kali berkendara tergesa-gesa? Adakah pemandangan sekitar tampak dengan indah?