Ikhlas, diajarkan oleh para guru, bermakna murni. Persis serupa susu yang paling murni, belum tercampur apapun. Susu, dicampur dengan kopi dan teh, akan tetap teridentifikasi sebagai susu, namun tujuan keberadaannya bergeser dibandingkan dengan susu yang murni.  Ikhlas, dijelaskan oleh para guru pula, adalah perbuatan hati, gerakan batin. Ia tak ada hubungannya dengan apa yang tampak […]

“Ikhlas, agar solusi hadir tak disangka-sangka.” Ikhlas itu murni. Layaknya susu, ia tak tercampur oleh bahan-bahan lain. Maka mengerjakan sesuatu dengan ikhlas berarti menjalankan dengan semurni-murninya niat. Sedang niat itu sendiri adalah fokus, ia mengalirkan energi. Lalu energi itu menjadi gerak, dan gerak menjadi hasil. Insan yang produktif tentu berharap hasil yang paripurna. Yang tidak

Berlatih IkhlasRead More »

“Insan produktif, amat jeli pada niat dan lisannya. Agar kerja tak ada yang sia-sia.” “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai dan pada setiap tangkai terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan pahala bagi orang yang dikehendakiNya dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” Al Baqarah: 261 Adalah jaminanNya, bahwa

Melipatgandakan ProduktivitasRead More »

“Cinta adalah buah dari mencintai. Bibitnya adalah ikhlas. Bunganya adalah rindu.” “Wit ing trisno,” nasihat orang tua Jawa, “jalaran sako kulino.” Dengan bahasa mudah, dikatakan bahwa pohon cinta tumbuh karena terbiasa. Cinta menurut ajaran ini, diibaratkan seperti pohon. Layaknya pohon, agar kita dapat nikmati buahnya, perlu lah kita tanam bibit nan baik, merawatnya penuh kesungguhan,

Menyemai CintaRead More »

“Hadirnya kecewa, sebab terpasangnya harapan nan tak dilengkapi keikhlasan kala menjalankan.” Kecewa adalah sebuah gejala, akan hadirnya hasil yang terkesan lebih rendah dari harapan. Ya, adakah orang yang kecewa kala mendapat hasil yang lebih baik dari harapan?