“Dua hal terpenting sebelum melangkah adalah: apa dan mengapa.” Jangan pernah melangkah tanpa tujuan, sebab setiap tenaga yang kita keluarkan kan dipertanggung jawabkan. Persis sebagaimana nasihat yang mengatakan bahwa hidup tanpa impian, seperti naik taksi tanpa tujuan. Argo terus berjalan, sedang arah tak jelas. Hingga sudah mahal, nyasar pula. “Menentukan apa,” tutur nasihat bijak, “lebih […]
Tag: impian
“Salah satu ciri sebuah impian atau misi hidup yang efektif,” ujar Stephen R. Covey, “adalah kemampuannya memberikan arah dan tujuan. Ia adalah alat bantu untuk membuat keputusan-keputusan besar dan kecil.” Maka salah satu cara ampuh untuk mengetahui apakah impian kita memang benar-benar milik kita, adalah kemampuannya untuk menginspirasi kita membuat pilihan, setiap kali kita berada
“Aku lelah punya impian. Tak satupun yang terwujud. Jangankan terwujud, keinginan untuk memulai pun tak timbul,” ujar seorang kawan. Saya pun bertanya, “Milik siapa kah impianmu?” “Ya, milik ku lah,” jawabnya dengan agak terkejut. “Yakin? Bukan milik orang tuamu, kawan-kawanmu, atau masyarakat?” tanya saya. Berhenti sejenak, ia berkata, “Hmm.. Sebenarnya beberapa impianku itu memang tidak
Layaknya orang menaiki tangga, ia memerlukan pegangan yang lebih tinggi untuk ia pegang, hingga tubuhnya terus terangkat naik. Ketika sebuah tangga terlalu pendek, berhentilah kita memanjat, meski perjalanan bisa jadi masih amat jauh. Sungguh sering saya dapati para sahabat yang mengeluh akan beratnya hidup, sedang mereka bergelimang kemudahan. Sedikit usutan, dengan mudah terkuak bahwa mereka
“Pasanglah mimpimu hingga melangit. Pastikan langkahmu kokoh membumi.” Bermimpi itu wajib. Dan impian itu mesti besar. Sebab memang kemampuan bermimpi kita miliki tuk mengajak diri keluar dari kungkungan kebiasaan, keteraturan. Maka ajaran klasik masa kecil tuk bermimpi setinggi bintang di langit, jelas masih amat valid hingga kini. Lalu terbit lah sebuah tanya, “Apakah tak takut
“Sesejatinya kelezatan, hanya akan dinikmati setelah sepenuh sungguh melalui kesulitan.” Satu kali saya dipertemukan kembali dengan sebuah pertanyaan yang bertahun lalu pernah juga hadir dalam pemikiran. “Jika hidup ini tak ada hambatan sama sekali, apakah hal yang kau impikan?” Demikian bunyinya. Sungguh ini pertanyaan cerdik. Sebab ia sedang memancing munculnya hasrat terpendam kita akan apa
Recent Comments