“Apa yang Anda tahu tentang rapport?” tanya seorang dosen saya di kampus dulu. “Basa-basi Pak,” jawab beberapa orang. “Hanya itu?” tanya dosen saya tadi sembari menunjukkan wajah sedikit keheranan. “Ya, rapport itu kan misalnya waktu kita baru pertama kali bertemu dengan klien, lalu kita ajak dia bicara, tanya tentang kabarnya hari ini, dsb. Mirip basa-basi […]

“Apa itu matching dan mirroring? Cuma niru-niru aja kan? Memangnya orang nggak malah jadi marah kalau kita tirukan gerakannya?” Demikian respon yang pernah saya terima ketika mengajarkan rapport building ala NLP dalam sebuah pelatihan untuk para mentor les privat di Jogja 2 tahun lalu. Tidak mengherankan memang jika ia bereaksi demikian, karena ternyata ia memang

Being Connected: Menjadi NLPers yang Sensitif (Bagian Pertama)Read More »