Mengapa perjalanan memerlukan ilmu? Sebab dalam perjalanan, selalu ada kemungkinan kita tak sampai pada tujuan. Apa pasal? Halangan. Tersasar. Kehabisan bekal. Berubah pikiran. Godaan dan berbagai gangguan lain. Inilah sebab kriteria insan terbaik itu mudah dan terang-benderang adanya. Namun tuk mencapainya diri ini diminta berjuang. Dari perjuangan kan tampak perbedaan, sesiapa yang layak mendapatkan ganjaran […]
Tag: niat
“Ikhlas, agar solusi hadir tak disangka-sangka.” Ikhlas itu murni. Layaknya susu, ia tak tercampur oleh bahan-bahan lain. Maka mengerjakan sesuatu dengan ikhlas berarti menjalankan dengan semurni-murninya niat. Sedang niat itu sendiri adalah fokus, ia mengalirkan energi. Lalu energi itu menjadi gerak, dan gerak menjadi hasil. Insan yang produktif tentu berharap hasil yang paripurna. Yang tidak
“Insan produktif, amat jeli pada niat dan lisannya. Agar kerja tak ada yang sia-sia.” “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai dan pada setiap tangkai terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan pahala bagi orang yang dikehendakiNya dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” Al Baqarah: 261 Adalah jaminanNya, bahwa
Agama mengajarkan diri ini tuk terus meluruskan niat. Lama kurenungi, baru belakangan ada setitik jawaban yang begitu berarti. Ya, niat mesti lah terus diluruskan, sebab niat sangat mungkin bengkok. Contohnya begini. Kita ingin pergi ke Jogja. Setelah melalui berbagai pertimbangan, maka dipilihlah kereta api sebagai cara menuju ke sana. Niat yang telah dipasang: pergi ke
Sungguh pada dua hal yang tampak serupa, kan berakhir pada perhitungan yang berbeda, hanya sebab satu hal saja. Satu hal ini, begitu ringan di lisan, meski perlu keteguhan di hati. Namun keteguhan ini, kala dijaga dengan kesungguhan, kan jadi pembeda dari segala pembeda. Ya. Ia lah niat. Niat adalah awal mula segala hal terperhitungkan. Sesuatu
“Kemana niat diarahkan, disana lah menunggu ganjaran.” Ada ganjaran pada tiap amal. Dan ganjaran itu, bergantung pada dimana ia didaftarkan. Ibarat sebuah lomba, meski kita berhasil mencapai garis finish lebih dulu, takkan terhitung sebagai pemenang jika tak tercatat sebagai peserta. Begitu lah perumpamaan niat. Ia serupa pendaftaran, yang menentukan apakah sebuah amal terperhitungkan atau tidak.
“Untuk tahu baik tidaknya pengelolaan sebuah perusahaan,” ujar seorang kawan bertahun lalu, “cek lah toiletnya. Jika toilet saja bersih terawat, yang lain pasti terawat.” Aku setuju. Jangan lihat bagian depan, apalagi ruang tamu. Sebab itu memang daerah yang sudah umum bersih karena letaknya yang strategis. Tapi toilet? Ya, inilah titik krusial. Jika untuk area yang
Oleh: Teddi Prasetya Yuliawan Setiap amal itu tergantung pada niatnya. Demikian ajaran agama menelusup dalam diri saya, yang juga begitu sering saya dengar dari banyak orang. Saya lansir, ia merupakan salah satu ajaran yang paling populer di kalangan orang awam. Meskipun, saya pun yakin bahwa makna aslinya banyak yang belum dipahami secara tepat.
Recent Comments