“Bagaimana hendak memimpin ke masa depan, sedang jalan itu tak tampak di hadapan?” Sebagaimana tak banyak guru pada sekolah formal menyadari bahwa ia adalah pemimpin, belum banyak pula para pemimpin yang menyadari bahwa ia adalah guru. Kala saya meminta para guru di sebuah sekolah untuk mengangkat telunjuk dan menunjuk pemimpin di ruangan, kebanyakan akan menunjuk […]
Tag: pemimpin
Bermula dari masalah kesehatan, penyebaran virus COVID-19 kini telah menjadi jauh lebih kompleks dari yang dibayangkan. Tidak saja virus ini mengancam nyawa yang tak sedikit, penyebarannya yang begitu cepat ke berbagai belahan dunia telah menciptakan banyak ketidakpastiaan. Disrupsi yang sebenar-benarnya telah terjadi. Dan bukan dimulai dari teknologi. Itu lebih bisa diprediksi. Ia dimulai dari sesuatu
Kerap aku mengadakan survei kecil-kecilan di kelas-kelas kepemimpinan yang ku fasilitasi. Di kelas tersebut, banyak para peserta yang memiliki pengalaman panjang memimpin organisasi. Pertanyaan yang ku ajukan adalah, “Berapa orang di antara kita di ruangan ini, yang ketika mendapat amanah sebagai pemimpin tim, segera, dengan inisiatif pribadi, mencari referensi kepemimpinan? Apakah bentuknya adalah membaca buku,
“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami mereka menyembah.” (Al Anbiya: 73) Sungguh jernih Dia ajarkan pada kita tugas-tugas kepemimpinan. Sungguh gamblang pula bagi kita tuk memilih pemimpin terbaik, kapanpun diperlukan. Tugas-tugas kepemimpinan
Banjir Jakarta terjadi lagi. Dan pengalaman saya sejak banjir besar 2002, tahun ini menurut saya paling parah. Sebab, tidak saja wilayahnya meluas, tapi ia terjadi berkali-kali. Lalu ada yang menyalahkan pemimpin Jakarta kini. Ada pula yang membelanya. Bagi saya, keduanya sungguh tak manfaat. Apa pasal? Satu sisi, argumen bahwa pemimpin sekarang ini baru menjabat 2
“Pemimpin, adalah hadiah bagi yang dipimpin.” Demikian sebuah nasihat pernah bertutur. Ya, saya dulu berpikir sebaliknya. Bahwa kita, yang dipimpin ini, membutuhkan seorang pemimpin agar bisa berubah. Ini benar adanya. Hanya dalam banyak kondisi, yang terjadi bisa sebaliknya. Yakni bahwa hadirnya seorang pemimpin, ditentukan oleh yang dipimpin. Apa pasal? Lah, memang darimana asal seorang pemimpin
“Completion means you know what works. Failure means you know what doesn’t.” Tak ada yang sia-sia bagi para pembelajar sejati. Setiap kejadian selalu menghadirkan makna yang rugi jika tak dipetik. Penyelesaian, keberhasilan, bukanlah semata sebuah kebanggaan. Bangga, tentu. Tapi rasa bangga acapkali tak membuat maju, kecuali jika ditelisik lebih dalam maknanya. Dan bagi para pembelajar,
Pilkada DKI baru usai. Kemenangan salah satu pihak telah diumumkan oleh beberapa lembaga survei. Respon masyarakat beragam, seberagam pilihan mereka. Bagi para pendukung calon yang diproyeksikan pemenang, ini adalah sebuah kabar gembira. Angin pembawa harapan makin sejuk berhembus terasa bagi mereka, menandakan Jakarta baru. Sementara itu, pendukung calon yang kalah pun tersenyum-senyum simpul, sambil berkata
“Latihan kepemimpinan sejati adalah kala tak punya posisi. Ketika tak ada yang bisa dipengaruhi kecuali diri sendiri.” Kepemimpinan selalu dimulai dari dalam. Ia tumbuh menghujam, sebelum menjulang tinggi. Sebab tingginya pohon memerlukan kokohnya akar.
Recent Comments