Puasa itu ibadah yang unik. Allah Swt katakan bahwa ini adalah ibadah khusus bagiNya, dan karenanya Dia sendiri yang kan mengganjarnya. Hitungan pahala puasa itu tak bisa dihitung oleh manusia. Tak seperti shalat yang jika berjamaah ia bernilai 27 kali. Tak pula seperti membaca Qur’an yang dihitung per huruf. 

Sebagian orang berpikir, bulan Ramadhan adalah bulan yang mengurangi keleluasaan. Maka ada sebuah gurauan yang mengatakan, “Apa makanan yang paling dikangenin selama bulan Ramadhan? Makan siang.” Di antara kenikmatan makan lain yang masih ada, saat sahur dan berbuka, kiranya makan di siang hari—apapun menunya—adalah hal yang dirasa hilang selama Ramadhan. Padahal sebenarnya yang membatalkan puasa—dan

Ramadhan dan KebebasanRead More »

Baik yang terbiasa berpuasa maupun tidak, toh di bulan Ramadhan, ada kecenderungan untuk merasa lemas dan mengantuk. Mungkin karena bangun lebih pagi tersebab sahur. Asupan yang memang tak sebanyak biasanya, sehingga tubuh menyesuaikan diri. Atau ibadah malam yang ditambah sehingga waktu istirahat berkurang. Maka memang ada kebiasaan di berbagai organisasi untuk mengurangi atau setidaknya mengatur

Ramadhan dan ProduktivitasRead More »

“Jangan pakai baju warna putih, gampang kotor,” nasihat orang tua sewaktu kecil kala kami meminta izin untuk mengikuti kegiatan lapangan. Persis seperti persepsi sebagian orang yang juga enggan memiliki cat, kendaraan, atau benda-benda lain yang berwarna putih, sebab dirasa lebih mudah kotor dibanding warna lain. Benarkah demikian? Tentu tidak. Soal kotor, semua warna sejatinya sama

Mengambil JarakRead More »

Beberapa waktu lalu, saya menyimak ceramah Ustadz Nouman Ali Khan, sebagai pengantar memasuki bulan Ramadhan. Dari situ, saya pun tergerak untuk membaca kembali rangkaian ayat-ayat tentang puasa yang terdapat di surat Al Baqarah. Ayat-ayat yang tentu sudah teramat sering kita dengar. Namun kali ini, saya baru memahami hal yang berbeda. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan

Inilah yang Seharusnya Banyak Kita Lakukan Selama RamadhanRead More »

Ya, inilah yang kudapatkan di Ramadhan tahun ini. Mungkin sudah seharusnya kupahami sejak bertahun-tahun lalu. Namun kepandiran yang tak kunjung sembuh ini rupanya baru sedikit terobati di tahun ini. Apa pasal kupahami bahwa puasa mengajariku berkata cukup? Sebabnya sederhana. Tiap kali menjelang berbuka puasa, nafsuku, yang sejatinya sedang terbebas dari godaan setan itu, terus bergejolak

Puasa Mengajariku Berkata, “Cukup!”Read More »

Oleh: Teddi Prasetya Yuliawan Tak terasa, sudah separuh Ramadhan terlalui. Sungguh hati bercampur rasa, antara cemas dan harap. Cemas, akankah diri ini termasuk yang semata mendapat lapar dan dahaga. Harap, semoga segala kekurangan digenapkan sempurna sebab kemurahanNya. Sementara harap dan cemas menyatu, terngiang suara para guru yang mengajarkan bahwa makna puasa adalah menahan. Secara fisik,

Puasa: Sebuah DisosiasiRead More »