Dalam bukunya #NasihatDiri, Teddi Prasetya Yuliwan memaparkan beragam hikmah yang terkandung dalam beragam pengalaman yang ia temui. Tentu banyak hal terjadi dalam hidup ini dan di setiapnya ada makna serta pembelajaran yang dapat digali. Ia mampu melihat hikmah berharga dari pelajaran tersebut dan menuangkannya dalam tulisan nan inspiratif. Bukan untuk menggurui tentunya, namun mengingatkan kembali akan apa sejatinya esensi hidup ini.
Bagaimanapun juga setiap dari kita memiliki pandangan masing-masing akan pengalaman hidup yang pernah dilalui. Pandangan hidup itulah yang menjadi penentu pilihan dan putusan dalam bertindak. Buku #NasihatDiri memberikan perspektif yang diharapkan mampu menjadi semacam peta pemandu sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihan maupun putusan tersebut.
Belajar dari pengalaman sendiri memang yang utama, namun rentang waktu hidup yang sangat singkat tidaklah cukup untuk merasakan sendiri semua pembelajaran tersebut. Untuk itulah kiranya diri ini butuh belajar dari pengalaman orang lain agar mendapatkan pelajaran dan kebijaksanaan yang lebih banyak. Dengan semakin banyaknya pelajaran dan kebijaksanaan, diri ini pun akan mampu menyingkap apa sejatinya esensi hidup yang singkat ini. Setiap fase hidup pun akan dilalui dengan sepenuh hati.
Ketika ujung jalan kehidupan akhirnya ditemui, diri ini akhirnya mampu menengok ke belakang dengan penuh kelegaan. Lega karena telah melaluinya dengan sepenuh hati. Lega karena telah menjalani hidup yang berarti. Ada ungkapan menarik dari Einstein, “Do you believe in immortality? No, and one life is enough for me.” Hidup hanyalah sekali, oleh karenanya selamilah setiap makna yang kamu temui dan temukan esensi hidup ini.