“Kebencian yang terlalu mendalam pada saudaramu, seringkali akibat pemahaman yang terlalu dangkal tentang dirinya.”
Benci, bukanlah sekedar rasa tak suka. Jika tak suka belum menggugah kalbu, benci menjadikan pelakunya gelisah yang terkadang berujung pada sulit tidur. Kebencian, tak jarang membelenggu diri tuk berpikir sehat, hingga kesulitan tuk mengenali kebenaran meski ia di depan mata.
‘Tak kenal maka tak sayang’. Demikian kita diajarkan sejak dulu, bahwa kunci hadirnya rasa sayang adalah pengenalan, pemahaman. Begitu pun sebaliknya, kekurangpahaman adalah salah satu pintu masuk kebencian.
Maka tengoklah ke dalam segera, wahai diri, kala kebencian melanda. Adakah bencimu hadir sebab kebutaan? Jika ya, biarkan lah dirimu diterpa cahaya pemahaman, hingga kebencian itu mereda dengan sendirinya.
Cermatlah bahwa kala kau membenci, seringkali kau membenci satu titik, lalu mengabaikan yang lain. Bisa jadia dia yang kau benci memiliki kebaikan, namun ia terkelabui oleh kebencian yang membara.
“Lalu bagaimana dengan membenci karena Allah?” Demikian mungkin tanyamu.
Ia lah kebencian yang benar. Benci bukan atas sebab beragam lelaku duniawi, melainkan karena alasan ukhrawi. Kebencian atas perilaku yang tak sesuai tuntunanNya. Dalam kebencian jenis ini, kita memisahkan pelaku dengan perilakunya. Kita benci perilakunya, namun berhati-hati tuk tetap mengasihi pelakunya.
Apa pasal?
Ya, sebab meski tersesat, bisa jadi sang pelaku akan menemukan jalannya kembali. Sementara itu, kebencian bukan karenaNya, acapkali mencampuradukkan pelaku dengan perilakunya. Hingga meski sang pelaku memiliki kebaikan, ia seolah sirna semata. Padahal tak ada yang bisa menghalangi hidayah jika ia sudah meresap dalam jiwa.
Tiadalah jiwa-jiwa baik itu tersesat, kecuali ia kan kembali melalui kasih sayang. Kasih sayangmu, yang berbekal pemahamanmu, kan hadirkan kesejukan dalam kalbunya, hingga merindukannya pada Sumber kehidupan. Dalam titik kerinduan terdalam ini, jiwa-jiwa baik kan terbimbing menemukan jalannya. Ia yang penuh noda bisa jadi pembela kebenaran. Tiada yang mampu menahan kehendak yang telah Dia gariskan.