Kekayaan Batin

“Belajarlah mula-mula tuk mengayakan batin. Agar kekayaan lahir jadi kemuliaan bagi dirimu.”

Kadang aku risau dengan gebyarnya pengajaran tentang kekayaan material. Bukan tersebab ia buruk, melainkan jarang nan didahului tentang untuk tujuan apa kita memperkaya diri.

Mulia memang tujuan yang digemakan, bahwa negeri ini perlu rakyat yang berpikir kaya, hingga tak dijajah terus-menerus. Hanya aku khawatir dengan adakah kiranya justru penjajahan itu tak hilang, hanya berubah bentuk, menjadi penjajahan nafsu?

Sebab kekayaan sejatinya adalah alat, bukan tujuan. Adakah kau, wahai diri, telah punya tujuan yang begitu besar bagi kebaikan banyak orang, hingga menggebu semangatmu mencari kekayaan tuk mewujudkannya? Hingga kala kekayaan itu terkumpul, begitu mudah ia kau serahkan demi kebaikan itu?

Inilah kayanya Sang Nabi. Kaya untuk menegakkan agama, bukan tuk dinikmati sendiri. Kaya yang mengendalikan nafsu, bukan dikendalikan nafsu. Kaya yang memuliakan, bukan menghinakan.

Maka kunasihati diriku tuk lebih dulu mengayakan batin, agar ia tak bergantung pada benda-benda. Hingga ia merdeka, dan benda-benda lah yang mengejarnya, tersebab ingin jadi bagian dari tujuan mulianya.

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *