Ketidakpahaman adalah Jalan Pertumbuhan

“Apa-apa yang belum kau pahami, adalah jalan tuk pertumbuhanmu.”

Kita bertumbuh, setiap kali hadir sebuah tanya. Sebab pertanyaan, adalah jalan tuk ditemukannya banyak jawaban. Maka meski jawaban tersedia di hadapan, jika tak hadir pertanyaan, tidak lah ia kan mengemuka. “Mengajukan pertanyaan,” kata orang bijak, “adalah kecerdasan tersendiri.”

Ya, karena dalam nasihat lain disebutkan, “Pertanyaan itulah, jawabannya.”

Lalu dari mana datangnya pertanyaan?

Ada dua jenis tanya memang. Pertama adalah tanya sebab ketidakpahaman. Kedua adalah tanya sebab keinginan menguji semata. Kita tak bicara yang kedua. Kita ingin bicara yang pertama, karena ia lah tanya yang hadirkan pertumbuhan.

“Pembelajar itu, bukanlah orang yang hadir dengan gelas kosong,” ujar seorang guru. “Ia adalah yang hadir dengan perasaan ingin tahu.”

Aku sepakat. Karena takkan belajar orang yang tak bertanya. Bertanya akibat kebelumpahaman, menandakan seseorang telah menyediakan ruang pembelajaran dalam dirinya, dalam jiwanya. Maka jawaban sang guru, bagaimana pun cara beliau menyampaikannya, akan segera mendapat tempat. Sementara mereka yang tak bertanya, berarti tak menyediakan ruang itu. Hingga meski begitu berlimpah ilmu dihamparkan, tak jua ia mendapat pelajaran.

Maka pembelajar sejati, memang adalah ia yang menyusul kepahaman, dengan ketidakpahaman baru. Menyusul setiap jawaban, dengan pertanyaan. Ada keingintahuan yang membuncah, membuatnya berpikir dan mencoba.

“Learning is trying. You never learn if you never try any single thing.”

Berpikir dan mencoba, adalah sepasang merpati pembelajaran yang bersemayam dalam jiwa para pembelajar. Ia berkepak mesra kala hadir ketidakpahaman. Lalu mengajak terbang, menelusuri jalan-jalan pengetahuan. Di perjalanan itulah, sang diri bertumbuh.

Spread the love

2 thoughts on “Ketidakpahaman adalah Jalan Pertumbuhan

  1. Jadi kalo tidak bertanya itu bukan berarti kelasnya kooperatif ya??? hehehe

    Bagaimana kalo saat diberikan kesempatan bertanya itu memang masih belum kebayang dan memang masih loading dengan ilmu barunya?

    Mungkin bila sudah mulai mencoba, dan menjalani maka akan timbul pertanyaan-pertanyaan lain.

    Menurut saya, berpikir, menerima dan mencoba, dan kemudian bertanya itu lebih baik, ketimbang bertanya, bertanya kemudian memutuskan bahwa ini susah untuk dijalankan dan diam.

    Hanya sebuah pendapat saja pak dari saya…

    1. Hehehe… Yap. Justru kelas hidup karena pertanyaan.

      Meskipun, pertanyaan tidak melulu harus antara guru dan murid. Bisa jadi juga antara sesama murid.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *