Jagalah Aib Orang Lain

Pagi ini saya termenung kala membaca artikel dari Pak Jamil Azzaini, berjudul “Simpanlah Aibmu”. Ya, sungguh terlalu banyak aib diri ini yang tersembunyi. Diri ini masih dihargai orang lain sebab tertutupinya aib-aib itu. Maka benarlah ajaran yang mengatakan kita tuk tidak mengumbang aib yang sejatinya telah ditutupi olehNya. Simpanlah baik-baik aibmu, sucikan bekasnya dengan air mata penyesalan, bersungguh-sungguhlah taubat kepadaNya, meski kadang kaki masih kerap tergelincir.

Nasihat beliau pun mengingatkan saya pada sebuah ajaran lain, yakni kewaspadaan diri tuk tidak membuka aib orang lain. Ada kewajiban dalam diri tuk menjaga aib orang lain, dan tak mengumbarnya, apalagi sampai mempermalukannya. Tidak saja karena itu bisa menjatuhkan harga dirinya, melainkan juga ada dampak lain yang lebih besar.

Loh, kalau aibnya memang benar, mengapa tidak boleh dibuka? Biar saja, biar kapok.

Justru itu. Ada beberapa dampak yang mungkin timbul jika kita membuka aib orang lain. Pertama, kenyataan bahwa aib itu tertutup—apalagi jika hanya kita yang tahu—maka bisa jadi memang Allah sedang menutupinya. Apa sebabnya sungguh kita tak pernah tahu. Bisa jadi—dan ini sangat mungkin—Allah masih menyayanginya, sehingga memberikan kesempatan tuk bertaubat. Jika kita buka, maka kehormatannya akan jatuh, pun orang-orang lain di sekelilingnya.

Nah, ini dampak kedua. Yang bersalah satu orang. Namun kala aibnya di buka, sungguh tak ada jaminan bahwa orang-orang lain kan terkena dampaknya. Keluarga terutama. Padahal, mereka mungkin tak tahu apa-apa.

Ketiga, aib yang terbuka sungguh berpotensi menjadi contoh bagi orang lain. Apalagi jika ia dilakukan oleh orang yang terkenal. Maka orang awam bisa saja berpikir, “Ah, dia saja melakukan. Mengapa saya tidak?” Nah, ini yang paling berbahaya. Membuka aib orang lain, bisa jadi membuat kita menyandang status penyebar keburukan.

Lalu, apa yang harus kita lakukan kala mendapati aib orang lain?

Pertama, tutupi. Kedua, ingatkan semampu kita, dengan cara yang baik, yang rahasia. Jika muncul godaan tuk mengumbarnya, ingatlah baik-baik, bahwa kita pun mungkin saja terjerumus pada kesalahan yang sama. Dan pada kondisi itu, apakah yang kita harap orang lain lakukan?

Spread the love

4 thoughts on “Jagalah Aib Orang Lain

  1. siiip!
    saya lebih suka pakai kata *menyimpan’ dr pada”menutup’.
    menyimpan unt diri sendiri dan tdk membuka,apalagi menyebarkannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *