Alhamdulillah. Hari minggu kemarin, saya menemukan buku ini. Judul aslinya “Qawa’id Qur’aniyyah”. Judul terjemahannya “50 Prinsip Pokok Ajaran Al Qur’an’, karya Dr. Umar bin Abdullah al Muqbil. Sebuah buku yang menarik tangan saya untuk membawanya pulang, sebab tema bahasannya yang unik. Setidaknya dalam pandangan saya yang awam agama.
Pada intinya, buku ini membahas pokok-pokok kaidah dalam kehidupan berdasarkan Al Qur’an. Lebih spesifik, penulisnya menerangkan makna ayat-ayat yang ringkas kalimatnya, namun padat dan dalam maknanya. Sebuah ayat dikemukakan di awal bab, lalu dibahas makna dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah bahasan yang menggairahkan, sebab memudahkan saya yang awam ini untuk perlahan-lahan menghafal ayat sekaligus menerapkannya dalam keseharian, menjadikannya pedoman kehidupan.
Maka dengan niat untuk mengikat ilmu, saya akan menuliskan ulasan dari tiap bab, sesuai dengan pemahaman saya. Saya tidak menafsirkan, melainkan hanya berusaha untuk menginternalisasi apa yang mampu saya pahami.
Mari kita mulai.
———————————–
“Dan ucapkanlah kata-kata yang baik pada manusia.” (Al Baqarah: 83)
Adalah sang nabi sendiri, Muhammad saw, yang bersabda bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak. Dan bagian penting dari akhlak adalah akhlak terhadap sesama manusia. Kesejatian seorang muslim tampak dari akhlaknya. Meski segala rukun telah dijalankan, jika belum membekas menjadi perilaku yang baik, belum sempurna lah keimanannya.
Demikian banyak orang tersentuh dan mendeklarasikan keimanan pada sang nabi tersebab kemuliaan akhlak beliau. Ajaran Islam nan mulia ini pun, mudah diterima dan diyakini, sebab orang-orang pada masa beliau mengenal beliau sebagai Al Amin. Orang nan sangat kredibel, layak dipercaya, mulia pribadinya. Maka tiap ajaran sulit terbantahkan, sebab pembawanya tak pernah lepas dari kemuliaan.
Ucapkanlah kata-kata yang baik pada manusia.
Karena tak seorang pun yang tak tersentuh dengan kata-kata yang baik. Begitu pun mudahnya orang terhenyak dan membenci sebab kata-kata. Maka hati seorang mukmin di depan lisannya. Hati lah yang mengendalikan lidah, bukan sebaliknya, agar organ nan tak bertulang ini hanya mengeluarkan yang baik.
Ucapkanlah kata-kata yang baik pada manusia.
Tanda keimanan adalah berkata baik, atau diam. Cermati, wahai diri. Berkata baik, bukan berkata benar. Sebab apa nan benar, dalam satu waktu, belum tentu baik jika diucapkan. Maka nan benar pun, perlu cara nan baik, agar ia benar-benar terlahir sebagai kebaikan.
Ucapkanlah kata-kata yang baik pada manusia.
Teko, ujar seorang guru, hanya mengeluarkan apa nan ada di dalamnya. Insan nan gemar mengucap kebaikan, menandakan banyak kebaikan dalam dirinya. Sebaliknya, insan nan lancar mengucap keburukan, sedang menerangkan akan banyaknya keburukan dalam dirinya.
Ucapkanlah kata-kata yang baik pada manusia.
Kata-kata yang menyentuh, menginspirasi, menyemangati. Hindari kata-kata yang mendemotivasi, melemahkan jiwa, meruntuhkan semangat. Sebab kata-kata, sungguh ringan keluar dari lisan, namun berat nan panjang akibatnya bagi jiwa yang mendengarnya. Merah padam wajah seseorang tersebab kata-kata kasar. Senyum merekah wajah seseorang tersebab kata-kata nan menggugah.
Ucapkanlah kata-kata yang baik pada manusia.
Meski pada musuhmu, orang-orang yang menghinamu. Sebab bisa jadi, kata-katamu lah jalan hidayah bagi mereka. Kelembutanmu menjawab celaan mereka, bukan tak mungkin menyembuhkan batin mereka yang gelisah atau terluka.
Ucapkanlah kata-kata yang baik pada manusia.
Apatah lagi pada orang-orang terdekatmu, orang-orang yang mencintaimu. Orang-orang yang lebih berhak atas waktumu. Orang-orang yang kau naungi kehidupannya. Orang-orang yang berada di sekitarmu.
Ucapkanlah kata-kata yang baik pada manusia.