“Hati kan bersatu, kala mengabdi pada Yang Satu.”
Banyak usaha dilakukan oleh organisasi bisnis untuk membentuk budaya kerjasama tim yang solid. Berbagai insentif dikeluarkan bagi tim yang mampu menunjukkan perilaku kerjasama yang baik. Sebagian berhasil, sebagian tidak. Yang berhasil pun, kiranya begitu mudah jatuh karena hal-hal kecil nan sepele.
Sementara itu, di sudut-sudut bumi, kadang kudapati keterikatan sebuah kelompok yang demikian mengagumkan. Keterikatan yang melampaui batas-batas hubungan kerja, hingga urusan satu keluarga menjadi tanggung jawab keluarga lain. Kesusahan di sebuah rumah adalah kesusahan bagi rumah lain. Sakitnya seseorang menjadi pikiran banyak orang di sekelilingnya. Mengapa bisa demikian?
“Allah lah yang mempersatukan hati orang-orang beriman. Walaupun kamu menginfakkan semua kekayaan yang ada di bumi, pasti kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka. Tapi Allah yang telah mempersatukan hati mereka. Sungguh Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (Al Anfal: 63)
Ah, rupanya Allah yang menjawab dalam kitabNya. Bahwa bersatunya hati bukanlah semata sebab apa yang bisa diusahakan oleh manusia. Sebab embutnya hati adalah karena jiwa, ruh yang ditiupkan olehNya, maka hanya Dia lah yang sanggup menyatukan kesemuanya.
Mata kita sering tertipu dengan materi, karena materi lah memang yang tampak. Namun Abraham Maslow telah jauh-jauh hari mengingatkan, bahwa yang akan membuat seorang insan menghadirkan komitmen tinggi, total, utuh, bukanlah uang, jabatan, penghargaan dari sesamanya. Seseorang akan terjun dengan sepenuh hati justru kala ia ingin meninggi, self actualization dan self transendence. Bertumbuh melampaui batas-batas dirinya, dengan mengerjakan apa-apa yang justru bukan untuk dirinya.
Pahamlah kita kini sedikit dari maksud firman Allah di atas, bahwa sekumpulan insan akan saling mengikat hati, hanya atas sebab-sebab pengabdian kepadaNya. Dia lah yang membolak-balikkan hati. Dia pulalah yang menyatukan hati. Maka selama tujuan organisasi hanya keuntungan materi semata, orang kan datang dan pergi. Hanya ketika organisasi bekerja untuk misi ibadah, misi pengabdian kepadaNya, hati-hati itu akan bersatu, sebab dipersatukan olehNya.