“Ilmu layaknya air, hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah.”
Banyak insan berguru, tapi dalam hati tak sungguh-sungguh mengharap ilmu. Maka meski perjalanan telah ditempuh, dana telah dikeluarkan, tak sedikit pun ilmu membekas dalam sanubari.
Sebab ilmu memang layaknya air. Ia mengalir, hanya ke tempat yang lebih rendah. Maka hati
yang direndahkan, adalah satu-satunya jalan agar ilmu sampai ke tujuan.
Sebuah nasihat pernah hadir, “If you respect someone, you can learn anything from him.” Jika hadir rasa hormat dalam hatimu pada seorang guru, maka dalam diamnya pun kau mendapat pelajaran.
Sebab ilmu memang tak hanya apa yang dibaca, tapi juga apa yang terbaca. Tak hanya apa yang didengar, tapi juga apa yang terdengar. Tak hanya apa yang dirasa, tapi juga apa yang terasa.
Jika ilmu hanya soal apa yang dibaca, cukuplah engkau membaca buku. Tapi apa yang tertulis, tak pernah menggambarkan bagaimana sejatinya ilmu diterapkan dalam keseharian. Dan ianya hanya bisa terbaca, terdengar, dan terasa dari gerak laku sang guru.
Layaknya air, yang selalu cerdik mencari celah, merembes hingga ke lubang paling kecil sekalipun, demikian pula lah ilmu. Sekali kau rendahkan hatimu, setiap titik ilmu terkecil sekalipun kan meresap menempati relung-relung ia seharusnya berada.
Maka jauh sebelum belajar ilmu apapun, pada siapapun, belajarlah wahai diri, untuk merendakahkan hati. Dan kala itu, tercapai lah apa yang dinasihatkan oleh banyak orang bijak: dia yang berilmu laksana padi, makin berisi, makin merunduk.
Betul bgt
Terima kasih sudah mampir Mbak Yenni. Apa kabar? Dimana sih sekarang? 🙂
Mas Teddi yg baik, Terima kasih utk mengingatkan 🙂 Pencerahan ini akan sy teruskan ke para Sahabat
Mas Teddi yang selalu menjadi bagian dari pecerahan penuh makna, terima kasih banyak.. mengingatkan kembali utk slalu rendah hati..
Ya..rendah hati…
Moga manfaat ya…