Muliakanlah Ilmu dengan Lakumu

“Muliakanlah ilmu, dengan baiknya laku.”

Baiknya, kita memang mesti membedakan antara ilmu dan siapa yang menyampaikan. Sebuah nasihat, bahwa jangan pernah melihat dari siapa sebuah ilmu terucap, melainkan terima saja ia sebagai petunjuk jika memang kebaikan terkandung di dalamnya.

Namun sungguh sulit bagi mata awam, untuk memisahkan apa nan dikatakan dengan siapa yang mengatakannya. Tak lain sebab sesuatu yang dikatakan, tak pernah lepas dari bagaimana sang pengucap mengatakannya. Makna dari sebuah ilmu, memang ditentukan oleh bagaimana ia tersampaikan. Tengoklah sebuah nasihat baik, yang lahir dari lisan orang yang tak baik, ia kan tersia semata.

Di titik inilah, sebuah perenungan hadir. Meski sebuah kebenaran akan berbicara dengan sendirinya, ia bisa jadi terhinakan sebab terselubungi oleh buruknya perilaku sang penyampai. Maka mesti waspadalah kita akan setiap lelaku buruk, sebab bisa jadi ia jadikan sebuah ilmu tampak buruk, sedang ia sejatinya mulia.

Ilmu yang mulia, layaknya memang dibawakan lewat lelaku yang mulia pula. “Orang mengikuti langkah kakimu,” demikian sebuah nasihat, “lebih cepat daripada kata-katamu.” Ya, mata lebih mudah percaya. Ia segera menangkap apa yang tak sempat terucap.

Sisi yang lain, mudahlah sebenarnya bagi kita melihat siapa para berilmu yang layak jadi rujukan. Ia lah yang menunjukkan kemuliaan laku, akibat dari merasuknya ilmu dalam jiwanya. Ilmu bagi mereka bukan semata apa-apa yang indah untuk diucapkan, namun jauh dari apa yang dilakukan. Ilmu adalah cahaya yang menerangi hati, hingga terbimbinglah diri dan langkah kaki.

Muliakanlah ilmu, wahai diri, kala ia sampai padamu, dengan mengindahkan setiap lakumu. Sebab jika tidak, menderitalah dirimu akan 2 hal. Pertama, tak memenuhi hak ilmu untuk diamalkan. Kedua, menghinakan kemuliaan ilmu akibat lelakumu. Waspadalah.

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *