“Ikhlas akan menyembunyikan namamu di hadapan penduduk bumi, namun menyemarakkannya di hadapan penduduk langit.”
Tiada keindahan seindah ikhlas. Ia adalah kemurnian, kecerdasan memahami bahwa apa yang tampak tak layak tuk terlalu dipusingkan. Apa yang tak tampak lah, yang nanti akan tampak, yang layak tuk dipikirkan.
Diri yang ikhlas, adalah ia yang teguh mengekang keinginan tuk dihargai penduduk bumi. Berusaha keras agar nama tak tampak. Namun jika terpaksa tampak, ia jauhkan hatinya dari keinginan tuk menambah ketampakan itu. Ia hanya peduli pada yang nanti.
Sebab kita hidup masih dengan mata, maka mudahlah terpaku diri pada apa yang ada di hadapan semata. Padahal sudah menjadi hukum alam, jika kita cermati yang dekat, yang jauh tak terlihat. Amalan yang tampak pada penduduk bumi, sangat rawan melalaikan diri ini tuk mengejar kemurnian hati.
Ikhlas. Sungguh mudah terucap lisan, berat kala dijalankan. Karena hati yang gemar berbolak-balik ini sungguh mesti menembus pandangan sempit, terus meninggi hingga melangit. Tiada tenaga yang memungkinkannya demikian, selain keyakinan bahwa tersembunyinya nama di hadapan penduduk bumi, berarti semaraknya ia di hadapan penduduk langit.
Siapa aja penduduk langit itu mas?
Selain penduduk dunia… Hehehe…
Makasih sharingnya, mas…
Moga manfaat ya…