“Kemana niat diarahkan, disana lah menunggu ganjaran.”
Ada ganjaran pada tiap amal. Dan ganjaran itu, bergantung pada dimana ia didaftarkan. Ibarat sebuah lomba, meski kita berhasil mencapai garis finish lebih dulu, takkan terhitung sebagai pemenang jika tak tercatat sebagai peserta. Begitu lah perumpamaan niat. Ia serupa pendaftaran, yang menentukan apakah sebuah amal terperhitungkan atau tidak.
Kemana niat diarahkan, kepadanya lah ganjaran bisa diharapkan. Jika ia tersandarkan pada makhluk yang fana, yakinlah bahwa takkan besar yang didapat. Namun kala ia terdaftarkan sebagai penghambaan pada Dia Yang Maha Kaya, boleh lah besar harapan akan akhir keselamatan.
Cermati niatmu, wahai diri, sebab ia kerap berbolak-balik. Di awal ia lurus, namun tak jarang ia membelok sebab pemandangan di sekeliling. Jagalah ia agar selalu terhubung ke langit, sebab di sanalah tersedia petunjuk kebenaran.
Bagaikan layang-layang, ia meliuk-liuk mengikuti angin dengan aman, sebab bergantung pada tali yang kuat. Sekalinya terlepas, segera lah ia terhempas tak jelas arah. Begitu pun niat yang tak kokoh, ia bisa jadikanmu terombang-ambing dalam kehidupan, sekaligus kegelisahan di hari pengadilan.
Kemana niat diarahkan, kepadanya lah ganjaran bisa diharapkan. Maka arahkanlah niatmu pada Dia yang Sang Pemilik segala ganjaran. MilikNya tiada berbatas, maka damailah hatimu. Dengan damai itu kokohlah langkahmu, melangkah teguh menebar manfaat di muka bumi.