“Temukanlah cintamu. Lalu cintailah yang kau temukan.”
Adalah kemanusiawian kala insan mencari yang bisa ia cintai. Sebab cinta memang unik. Kita tak bisa mencintai semua orang, semua hal dengan rasa yang sama. Beberapa jenis rasa malah hanya mampu kita berikan pada satu semata. Maka pada yang satu itulah pencarian dilakukan.
Namun cinta pun tak sesederhana pencarian dan penemuan. Sebagaimana tabiat rasa, ia bergerak, tak diam. Apa yang dulu menggerakkan, kini bisa menghentikan. Begitu pun yang dulu bergeming, kini bisa berganti. Maka pada insan yang telah menemukan nan dicari, pekerjaan belum lah lagi usai. Ia mesti menjaga cinta yang telah ditanam, agar tumbuh subur dan terus berbuah.
Temukanlah cintamu. Lalu cintailah yang kau temukan.
Ia lah kedua bagian yang tak terpisahkan. Menemukan cinta kadang bukan perkara mudah. Namun terus mencintai dengan rasa yang membara, pun perjalanan yang panjang dan perlu keteguhan hati.
Ah, bukankah cinta memang demikian? Cinta bukanlah sesuatu yang indah sebab ia menyenangkan semata. Cinta menjadi indah sebab ia perjalanan, perjuangan, naik dan turun. Dan sewajarnya perjalanan, kesedihan dan kesenangan hadir silih berganti. Namun disebabkan oleh cinta, keduanya sama semata, meski berbeda rasa.
Waduh Mas.. Dalem Banget ini.. 😀
Oh ya, ada nda Mas literature Psikologi yang membahas tentang cinta secara Ilmiah.. ??
-nuwun
Coba baca “The Art of Loving” karya Erich Fromm.
Couldn’t agree more, strongly! Ijin share mas Teddi 🙂
Jzk.
Silakan… tak perlu izin… moga manfaat ya 🙂