Sungguh pada dua hal yang tampak serupa, kan berakhir pada perhitungan yang berbeda, hanya sebab satu hal saja. Satu hal ini, begitu ringan di lisan, meski perlu keteguhan di hati. Namun keteguhan ini, kala dijaga dengan kesungguhan, kan jadi pembeda dari segala pembeda.
Ya. Ia lah niat. Niat adalah awal mula segala hal terperhitungkan. Sesuatu yang wajib, tanpa niat yang lurus, menjadi tak berarti. Sedang sesuatu yang tak wajib, namun baik semata, dengan niat yang tulus, menjadi kebaikan yang banyak.
Niat ibarat pendaftaran. Meski kita sanggup berlari kencang, melewati lawan-lawan dalam sebuah perlombaan lari, takkan kita mendapat kemenangan jika tak pernah mendaftar sebagai peserta dalam lomba itu. Demikian niat. Sesuatu yang diniatkan, adalah sesuatu yang didaftarkan. Niat hanya untuk Allah, maka kita daftarkan aktivitas sebagai persembahan pada Sang Maha.
Shalat itu wajib. Namun kala didaftarkan niat demi tampak shalih, gugurlah kebaikannya. Senyum seorang sekuriti itu sunnah. Namun kala didaftarkan niat demi sedekah pada saudaramu, seketika ia terperhitungkan sebagai ibadah.
Maka perhatikanlah setiap aktivitasmu, wahai diri. Jangan biarkan ia lolos dari niat yang lurus.
Berangkat kerja? Hening sejenak tuk meluruskan niat, ia terdaftar sebagai ibadah.
Memulai pekerjaan? Hening sejenak tuk bekerja dengan ihsan, ia terdaftar sebagai ibadah.
Guru hendak mengajar? Hening sejenak tuk menyampaikan ilmu meski hanya satu ayat, ia terdaftar sebagai ibadah.
Ibu mulai memasak? Hening sejenak tuk sajikan makanan halal penguat tubuh peneguh jiwa.
Demikian seterusnya. Demikian tak terbatasnya.
Ya, setiap detik bagi mukmin adalah ibadah. Dalam setiap tarik dan hembusan nafasnya tak pernah lupa ia lampirkan niat sebagai ungkapan syukur atas kehidupan nan diberikan cuma-cuma tanpa diminta.
baik, jadi saat saya membaca web ini dan saya berniat untukk belajar. maka surfing pun menjadi ibadah… aamiin
Amiiin… Moga penulisnya pun dinilai sedang beribadah.