Hidup Lebih Ringan dari Kemampuan

“Kala diri merancang hidup yang lebih ringan daripada kemampuan yang dimiliki, sejatinya ia sedang mempersiapkan diri tuk hidup dalam ketakbahagiaan.”

Sungguh kita tak pernah tahu takdir kita, sampai kita melewatinya. Kita pun tak pernah bisa menebak akan berakhir seperti apa kelak, peran apa nan kan dijalani, tugas apa nan kan diemban. Namun yang pasti, kita tak pernah diciptakan untuk sebuah kesia-siaan. Sebab Dia Maha Sempurna, kita pun diciptakan dalam kesempurnaan, tuk sebuah tugas yang sempurna pula.

Kala menyebut kesempurnaan, kita tak sedang membahas semata hal-hal yang mentereng. Kesempurnaan, bisa hadir dalam setiap hal, sekecil apapun tampak di mata manusia. Bukanlah kesempurnaan milik orang kaya semata, berjabatan tinggi, berkarir menjulang. Tapi kesempurnaan sungguh bisa terbit dalam kesederhanaan, kesahajaan, ketak tenaran.

Sebab itulah, tak layak bagi diri tuk merancang hidup yang lebih ringan daripada apa yang mungkin ia lakukan. Karena kita sungguh tak pernah tahu, seberapa banyak hal yang bisa kita kerjakan, seberapa keras kita sanggup berusaha, seberapa besar dampak yang bisa kita berikan bagi kehidupan. Maka ukuran batas adalah tiada batas, selama ia berada dalam jalan kebaikan, jalan yang tinggi, jalan yang mendekatkan diri pada Nya. Sebab membatasi diri pada hal yang mudah, adalah jaminan akan ketakbahagiaan.

Apa pasal?

Tentu karena tak tuntasnya pekerjaan. Kita mungkin diberi lebih, namun mengerjakaan sedikit. Sambangilah suara nurani di dalam, nyata-nyata ia kan katakan bahwa kita berada dalam kesia-siaan. Sungguh tiada rehat bagi insan beriman. Rehat, jikapun ada, adalah jalan tuk mengisi daya, lalu melanjutkan perjalanan. Sebab rehat sejati hanya ada pada keabadian nanti.

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *