“Sungguh kita hidup dalam kehormatan sebab Dia tutupi banyak keburukan. Lalu dimana hendak bertinggi hati?”
Tiada orang pernah tahu siapa diri ini sebenarnya. Begitu banyak hal, sengaja maupun tidak, kita tutupi, atau tertutupi. Dan karenanya kita mendulang kehormatan. Sayang tak banyak insan sadar akan hal ini, hingga hidup nyaman seolah ia mulia sebagaimana adanya. Padahal kehormatan dirinya sungguh di ujung tanduk, yang kan tertusuk seketika setitik aibnya terbuka.
Sedemikian teratur Dia menutupi aib ini, hingga bahkan diri tak menyadari. Dan sedemikian mudah pula Dia bukakan satu aib, yang seketika meruntuhkan harga diri nan telah dipasang sedemikian tinggi.
Cobalah tengok, wahai diri, dan hitung aib-aib ini. Ia mungkin dianggap wajar, sebab banyak orang melakukannya, namun jika terbuka toh tetap saja malu jua. Itu baru di dunia. Belum di hari akhir kelak, kala setiap aib dibukakan tanpa ampun. Tiada tempat lari, tiada tempat sembunyi. Namun jangan khawatir, sebab janjiNya adalah kan terus menutupi, kala di dunia kita pun gemar menutupi aib orang lain.
Ya, aib tak untuk diumbar. Kala kau melihat milik orang lain, tutupilah, dan ingatkanlah dengan cara yang baik. Sebab kau pun, sekian detik bisa ada dalam posisinya. Terbuka aibmu, bukankah kau berharap kan ada yang berbesar hati menutupi?
Hidup seperti ini sungguh kan jauhkan diri dari tinggi hati. Sebab kehormatan ini, bisa runtuh kapan saja jika Dia kehendaki.