Bekasan Pada Lelaku

“Pada tiap lelaku, ada bekas kebaikan dan keburukan.”

Lelaku hanyalah buah kondisi jiwa. Jiwa yang sehat, jernih, terhubung pada Sumbernya, kan lahirkan lelaku yang lurus, teguh, dan memikat hati. Sebab tubuh adalah tentara jiwa. Meski serupa, senyum yang terbit dari ketundukan sungguh berbeda dibanding yang lahir dari keangkuhan.

Teringatlah kita pada sebuah nasihat bijak, “Tetanda banyaknya bekas kebaikan adalah menghujamnya nasihat dalam hati meski tak berpanjang kata.”

Orang-orang shalih, jiwanya jernih, maka diamnya pun mengajari. Nasihatnya sungguh tak berpanjang kata, sebab sedemikian dalam pemahaman akan ajaran. Maka satu kata, yang lahir dari kejernihan jiwa, sungguh amat menghujam hingga lubuk nan paling dalam.

Bagaimana kah mereka dapat serupa itu?

Mungkin, bermula dari kesadaran bahwa pesan bukanlah kata-kata. Pesan, adalah makna yang terjalin dari keserasian pada keseluruhan diri. Sebuah kata kehilangan makna kala ia tak serasi dengan pengucapnya. Namun keserasian pada perilaku, meski tak terejawantahkan lewat kata, jauh lebih kokoh jadi bukti.

Pada tiap lelaku, ada bekas kebaikan dan keburukan.

Lelaku yang hanya menarik mata, bisa jadi buatan saja. Lelaku yang menyentuh jiwa, lahir dari kejernihan. Ada kerinduan tuk meniru lelaku jenis terakhir ini. Sebab fitrah jiwa merindukan kebaikan, perjalanan kembali pada Sumber segalanya.

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *