“Jika pun kau berhenti sekolah, jangan pernah berhenti belajar.”
Belajar adalah keniscayaan. Kebutuhan. Insan yang ingin terus hidup mesti terus belajar. Sebab zaman berubah, belajar adalah cara tuk terus mengiringi perubahan zaman. Layaknya dua orang yang berjalan beriringan, salah satunya kan tertinggal, bahkan tersesat, kala langkah tak sama cepat.
Kemampuan belajar adalah kemampuan dasar tuk hidup. Namun sungguh sayang, belakangan belajar hanya semata dipandang sebagai kegiatan yang terjadi dalam bangunan sekolah. Terkotak-kotak dalam ruangan kelas. Tersimpan dalam lembaran buku-buku pegangan. Belajar bukanlah kegairahan yang terjadi kala mendapati kehidupan, keseharian, kenyataan. Belajar bukanlah kesenangan menelaah kejadian, merayakan penemuan. Belajar terbelenggu pada kebutuhan untuk lulus dan mendapat ijazah.
Jadilah banyak insan berhenti belajar ketika berhenti sekolah. Sekian tahun bekerja di dunia nyata, dan meninggalkan ilmu di rak-rak buku yang berdebu, lalu terkejut kala kemampuan diri tetiba usang. Padahal hanya ada 2 pilihan bagi insan: tumbuh, atau mati. Mereka yang tak menumbuhkan diri sejatinya sedang mematikan potensinya satu demi satu. Bagai pepohonan yang meranggas lalu mengering. Tidak saja ia sulit hadirkan manfaat, ia pun kan secara perlahan kehilangan makna.
Maka jangan pernah berhenti belajar, wahai diri, meski telah berhenti sekolah. Belajar lah dari manapun, dari siapapun, kapanpun. Sebab pada setiap saat ada pelajaran, pada setiap kejadian ada hikmah. Diri yang tak pernah berhenti belajar, takkan pernah menjadi tua.
Salam, guru… !
Inspiring me.. thank you…
Moga manfaat ya…mohon doanya…
jadi semangat baca buku lagi ni. ^^
Mantaaaab! Semangat nulis juga donk…
sangat menginspirasi…setiap kalimat mengandung sarat makna..terima kasih coach teddi 🙂