Jatuh? Berdirilah!

“Bukan berapa kali kau jatuh. Tapi berapa kali kau berdiri kembali.”

Hidup kan dipergilirkan. Susah senang, kaya miskin, menang kalah, di atas di bawah, siang malam, hujan panas. Pada tiap keberhasilan, terdapat pelajaran akan apa-apa nan bekerja. Pada tiap kegagalan, tersimpan hikmah akan apa-apa nan perlu diubah. Dalam kedua sisi selalu ada pelajaran, ketika mata, telinga, dan hati dibuka selebar-lebarnya.

Tabiat insan mengharap apa yang menguntungkan. Sedang tak semua nan menguntungkan baik belaka. Apa yang kini tak menyenangkan, bisa begitu membahagiakan bertahun-tahun kemudian. Apa yang kini menggembirakan, bisa pula menyesakkan dada bermasa-masa kemudian. Maka sungguh pikir dan rasa ini selalu terbatasi oleh apa-apa yang kita pahami. Penilaian kita akan sebuah kejadian, tak sedikit pun menggambarkan kejadian itu, melainkan menggambarkan keluasan pemahaman kita sendiri.

Pada insan yang sanggup berbahagia dalam tiap keadaan, kejadian adalah kejadian. Apa nan terasa bukanlah sebab kejadian, melainkan makna yang dilekatkan kepadanya. Maka berkali-kali jatuh bagi mereka bukanlah masalah. Sebab kejatuhan, kegagalan, kebelumberhasilan, hanyalah salah satu fase yang dipergilirkan dalam kehidupan. Malam itu gelap, dan kan semakin gelap. Namun semakin gelap malam, makin yakin kita akan dekatnya pada fajar.

Jadilah insan nan berbahagia adalah ia yang selalu sanggup berdiri setiap kali jatuh. Ia tak mengukur dirinya dari kejatuhan. Ia mengukur dirinya dari kelenturannya tuk bangkit pada setiap kali kejatuhannya. Sebab pada kebangkitan ada pertumbuhan. Sedang pada keterpurukan, pada meratapi nasib, ada kemandekan.

 

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *