Motivasi Tertinggi

Motivasi tertinggi datang dari ihsan. Ihsan, adalah beribadah seolah-olah melihatNya. Jika pun tak sanggup melihatnya—dan pasti demikian—sang diri meyakini bahwa ia selalu dilihatNya. Dalam perjalanan menuju ihsan, diri selalu merasa diawasi, hingga tiap detik tak lepas dari ibadah. Tiap kerja adalah pengabdian. Takkan rela hilang sedetik pun tanpa diniatkan sebagai pelempang jalan.

Maka insan yang terbiasa di jalan ihsan, telah terbiasa pula menjalani tiap waktu dengan kesungguhan, meski tanpa pengawasan. Sebab keyakinan dalam dirinya demikian kuat, bahwa ia hidup di jalan pengabdian. Apa yang ia kerjakan adalah amanah, bukan semata pekerjaan. Ia tak terikat kontrak pada manusia semata, melainkan pada janji yang diucapkan pada masa lalu, “Bukankah Aku Tuhanmu? Ya, kami bersaksi.”

Di titik ini, cahaya terang mulai tampak. Kunci profesionalitas, kunci motivasi tertinggi adalah ihsan. Maka organisasi mana pun yang menghendaki kesungguhan karyawannya, mesti bersungguh-sungguh melatih mereka dalam ihsan. Bahwa kerja bukanlah sekedar pemenuhan tugas. Kerja bukanlah semata mengumpulkan pundi-pundi tuk makan sehari-hari. Kerja adalah menjalani tiap detik sebagai persembahan. Bagaimana tidak, sedang diri ini selalu diawasi?

Maka sungguh merugi organisasi yang tak memfasilitasi karyawannya tuk mendaki jalan ihsan. Alih-alih demikian, justru menghalangi mereka meningkatkan keimanan. Sebab motivasi tertinggi, kesungguhan terbesar, justru ada di jalan ihsan.

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *