Bangunan Keahlian

“Keahlian itu dibangun. Dari ketekunan ke ketekunan. Gagal adalah ruang pembelajaran. Masukan adalah asupan.”

Keahlian ibarat bangunan. Sebuah gedung, misalnya, sungguh memerlukan sungguh teramat banyak bahan-bahan, yang diolah satu demi satu, tahap demi tahap, hingga tegak kokoh berdiri. Setiap orang menyumbang bagian, tak ada bangunan besar lahir sendirian.

Pernah kudengar beberapa bangunan rubuh. Dan sebabnya bukan hal-hal besar yang luar biasa. Sebabnya, justru adalah hal-hal kecil yang sering dianggap remeh. Sebuah pelajaran penting: jangan anggap remeh, apa-apa yang tampak remeh.

Maka ibarat bangunan, keahlian pun dibangun dari himpunan ketekunan. Tekun mempelajari, menelaah, merenungi, mengamalkan, mengevaluasi, setiap detil dari hulu hingga hilir. Tiada pribadi ahli yang tak tekun. Tiada insan berilmu yang tak bergairah pada tiap detil.

Tak ada istilah gagal dalam kamus para ahli. Sebab kegagalan adalah ruang pembelajaran. Mereka sambut kegagalan dengan mata berbinar dan kata-kata: hal baru apa lagi yang akan kupelajari kali ini? Ah, rupanya ada yang belum kutahu!

Para ahli pun adalah mereka yang gemar pada masukan. Bahkan, mereka amat ahli menggali dan mencari masukan, meski kadang ia menyakitkan. “Lebih baik kutahu ini sekarang, daripada terjadi yang tak diinginkan pada waktunya nanti,” ujar mereka.

Masukan, adalah sarapan paginya para juara. Demikian sebuah nasihat sering diulang oleh para ahli. Sebab dari masukan lah mereka merangkak naik. Yang sudah berhasil kemarin jadi pijakan, kini mari lihat apa yang lebih tinggi, apa yang bisa lebih baik lagi.

Kala lelah, sayup-sayup mereka perdengarkan dalam hati, “Allah kan mengangkat mereka yang beriman dan berilmu pengetahuan, beberapa derajat.” Lalu bangkitlah semangatnya. Berjuanglah ia kembali. Mengarungi lautan ilmu nan tak bertepi.

Spread the love

1 thought on “Bangunan Keahlian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *