“…pasti Allah akan mengangkat derajat orang-orang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”
Al Mujadalah: 11
Hasil adalah buah dari tindakan. Tindakan yang baik kan lahirkan hasil yang baik. Tindakan yang buruk kan buahkan lahir yang buruk. Sesederhana itu tampaknya. Meski tak semudah itu dijalankannya.
“Aku sudah melakukan tindakan terbaik yang mampu kulakukan? Mengapa hasilnya tak sebaik yang kuharapkan?” tanyamu.
Ah, rupanya ada yang kerap terlewat. Bahwa tindakan dibatasi oleh kemampuan. Kemampuan, adalah yang membedakan antara yang ahli dan yang biasa. Maka bahan baku yang sama kan lahirkan hasil yang berbeda, kala diolah dengan kemampuan yang berbeda. The singer, not the song, kata orang.
Lalu, dari mana datangnya kemampuan?
Ia lah dari latihan. Latihan yang dirutinkan, terus-menerus, hingga menetap dalam diri. Ia lah pengejawantahan pengetahuan. Ialah amal dari ilmu.
Tak ada para ahli yang tak gemar belajar. Sebab keahlian, pastilah merupakan rangkaian dari beragam potongan pengetahuan. Kita saksikan para ahli memiliki deretan nama para guru yang diburunya hingga berbagai penjuru. Tiap guru menyumbang sebuah potongan, yang satu demi satu, terangkai menjadi gambar keahlian yang indah dalam diri sang murid.
Kita saksikan pula para ahli tekun mengolah apa yang diketahui, hingga menyatu dalam dirinya. Tekun ia mendidik diri meski tak setiap saat ilmunya terpakai. Karena para juara tak pernah berlatih di pertandingan, mereka sungguh-sungguh bertahun-tahun dalam persiapan. Dan masa persiapan, selalu lebih panjang daripada pertandingan.
Direnungkan, hidup ini sejatinya adalah rangkaian masa persiapan. Detik demi detik kan jadi tabungan amalan yang berujung pada hari pertanggungjawaban. Maka insan yang ingin melahirkan hasil yang membahagiakan, haruslah ia yang tekun dalam persiapan.
Tengoklah lagi visi hidupmu, wahai diri. Apa sumbangan pada kehidupan yang hendak kau tinggalkan? Apa tindakan yang perlu kau biasakan untuk mewujudkannya? Lalu perhatikan, apa saja kemampuan yang perlu kau kembangkan?
Perhatikanlah keseharianmu, wahai insan. Adakah ia telah lahirkan hasil-hasil terbaik, yang setiap kali menjelang tidur, kau bisa berbangga dengannya? Jika belum, cermatilah kemampuanmu. Sebab hari yang memuaskan pun hanyalah hasil dari kemampuan yang baik.
“Aku tahu kemampuanku belumlah baik. Tapi aku belum tahu bagaimana bisa meningkatkannya? Apa yang mesti kulakukan?” tanyamu lagi.
Belajar. Belajarlah dari mereka yang telah Allah hadirkan dalam kehidupan, dan telah lebih dahulu mencapai keberhasilan. Carilah yang terbaik, untuk jadi yang terbaik. Namun para ahli memang tak selalu mudah ditemui. Maka mulailah mencari sejak kini. Bacalah, sebanyak-banyaknya. Sebab tiada tindakan kan lahir melainkan dari pengetahuan. Jika tak cukup ilmu, apa kah yang hendak diamalkan? Dan tulisan para ahli, adalah intisari perjalanannya yang pertama-tama mesti kau kuasai.
Para ahli kerap tak punya waktu banyak untuk mengajarimu. Pun jika mereka punya waktu, banyak orang seperti dirimu ingin pula mereguk ilmu. Maka persiapkan dirimu, agar dalam yang singkat itu banyak yang kau dapat. Dan tiada persiapan yang lebih baik, selain membaca.
Rakus, rakuslah dalam bacaan. Bacaan yang baik serupa bibit yang unggul. Ia memang belum apa-apa, namun ia lah awal segala sesuatu bermula.
Ilmu itu mesti dibayar. Dengan harta dan kesungguhan. Berat memang. Namun ingatlah janjiNya, akan derajat yang lebih tinggi, diberikan pada mereka yang menggemari pengetahuan.