Bisnis, dalam kata aslinya bisa dimaknai sebagai kesibukan. Busyness. Maka setiap kesibukan kita sejatinya bisa masuk dalam kategori bisnis.
Tapi benarkah demikian? Sebab ku teringat nasihat pelatih basket kenamaan, John Wooden, pada muridnya. “Jangan samakan kesibukan dengan pencapaian.” Ah, rupanya tak semua yang sibuk berarti berhasil. Tak semua kesibukan melahirkan keberhasilan.
Nah, bukankah semua pebisnis sejatinya menginginkan keberhasilan? Sungguh sulit kita temukan yang sebaliknya, mereka yang menginginkan kegagalan melalui bisnisnya.
Direnung-renungkan, mungkin begini duduk perkaranya.
Kita sibuk untuk mencapai hasil. Setidaknya, itulah harapan kita. Tapi kadang hasil yang kita inginkan, menghendaki usaha yang berbeda, yang tak biasa. Sayangnya, usaha jenis ini meminta diri keluar dari kenyamanan dan kenikmatan di depan mata.
Jadilah kita dalam dilema. Ingin hasil, ingin pula nyaman. Enggan berubah, tak rela pula begini-begini saja. Tak sudi tampak malas, ya sudah pertahankan apa yang biasa dikerjakan saja. Sibuk, tapi tak ke mana-mana.
Padahal ada kutipan menarik dari begawan manajemen, Peter Drucker.
The purpose of the business is to create customers.
Tujuan didirikannya sebuah bisnis ialah menciptakan pelanggan. Jika tak ada pelanggan, kita tak punya kesibukan.
Izinkan aku memaknainya lebih jauh. Pelanggan datang karena kebutuhan. Maka selama kebutuhan itu–disadari atau tidak–dapat kita penuhi, kita akan terus memiliki bisnis, memiliki kesibukan. Jadi sejatinya bisnis hidup sebab ia melayani masyarakat.
The purpose of the business is to serve the society.
Selama masyarakat hidup, terlayani kebutuhannya, selama itu pula bisnis kita hidup. Namun ketika kita berhenti atau bergeser dari melayani masyarakat, dari menciptakan pelanggan setia, dari memenuhi kebutuhan mereka, lalu semisal berganti menjadi memenuhi kebutuhan kita sendiri, bisnis kita sejatinya perlahan-lahan akan menuju kebangkrutan.
Ya. Semulia inilah tujuan bisnis. Ia melayani. Dan kita kan diganjar tak saja dengan keuntungan semata. Melainkan dari catatan amal kebaikan yang lahir dan bertumbuh karenanya.