Ramadhan dan Kemajuan

Bulan Ramadhan sepertinya didesain untuk memicu kemajuan. Kemajuan terjadi sebab dua hal. Pertama, apa yang telah dilakukan cukup baik untuk dijadikan pijakan. Jika tidak, kita perlu mengulang kembali hingga ia kokoh sebagai fondasi. Kedua, ada kebaruan yang dilakukan dalam ruang perbaikan. Kebaruan tak mungkin dilakukan tanpa ruang. Dan Ramadhan, sepertinya adalah ruang itu. 

Bagaimana ceritanya? Begini. 

Aktivitas utama bulan Ramadhan adalah berpuasa. Ia berarti menahan berbagai hal yang selama ini dianggap lumrah. Tidak untuk selamanya, hanya sementara. Puasa ini relatif ringan, meski perlu latihan. Tapi apa gunanya menahan? 

Menahan, adalah usaha untuk menyediakan ruang. Dalam gulungan aktivitas yang terus berlangsung, kita kerap merasa tak punya waktu luang. Selama berpuasa, setidaknya kita punya waktu luang yang selama ini kerap diisi oleh aktivitas makan dan sekitarnya. Berpuasa membuka mata bahwa varian dari aktivitas makan itu sungguh memakan banyak waktu. 

Itu baru soalan makan. Belum yang lain. Yang jelas, karena relatif kekurangan nutrisi, puasa kerap membuat energi agak menurun. Ini wajar. Dan justru baik. Energi yang menurun membuat kita cenderung memilih aktivitas yang benar-benar penting, esensial. Sehingga terbukalah ruang-ruang aktivitas baru. Aktivitas yang sejatinya bernuansa perbaikan, peningkatan, kemajuan. 

Maka pertanyaan penting pada tiap Ramadhan adalah: apakah hal yang kita ingin lakukan lebih baik? Tak perlu berupa lompatan besar. Ia cukup selangkah lebih baik dari yang telah kita lakukan sebelumnya. Putuskan, dan biasakan selama sebulan penuh. Mulai dari yang pokok, yang wajib. Jika ia sudah, cobalah yang sunnah. Rencanakan setiap hari. Kerjakan setiap hari. Kebiasaan itu tak pernan membutuhkan waktu banyak dalam potongan hariannya. Ia hanya perlu dijaga agar tereksekusi hingga dikerjakan otomatis tanpa terasa. 

Ramadhan adalah bulan kebiasaan. Dan kunci kemajuan adalah mengevaluasi kebiasaan, meningkatkan kebiasaan, membangun kebiasaan. 

Ramadhan adalah bulan mengambil jarak dengan diri, mencermati kebiasaan selama ini, kemudian menyusun kembali bagaimana nasib kita ke depan akan dibentuk. 

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *