“Sesejatinya kelezatan, hanya akan dinikmati setelah sepenuh sungguh melalui kesulitan.”
Satu kali saya dipertemukan kembali dengan sebuah pertanyaan yang bertahun lalu pernah juga hadir dalam pemikiran.
“Jika hidup ini tak ada hambatan sama sekali, apakah hal yang kau impikan?”
Demikian bunyinya. Sungguh ini pertanyaan cerdik. Sebab ia sedang memancing munculnya hasrat terpendam kita akan apa hal yang benar-benar kita impikan. Sebab memang seringkali banyak impian terkubur, tak sempat tumbuh dan disirami, akibat keburu terhijabi oleh rangkaian pemikiran akan hambatan.
Tapi pertanyaan itu kini berubah makna. Tak lagi memicu hadirnya impian saya, melainkan mencolek pemikiran lain.
“Jika tak ada lagi hambatan, masih adakah impian? Jika tak ada lagi hambatan, mungkinkah ada hal-hal yang berarti tuk dikerjakan?”
Demikian pertanyaan-pertanyaan baru menelusup dalam benak saya, melaju kencang ke sanubari.
Ya. Adakah sesuatu disebut impian, jika tak ada hambatan menghadanh di hadapan? Rasanya mustahil. Sebab untuk apa kita impikan, jika ia begitu mudah diraih? Maka setali tiga uang dengan impian memang adalah hambatan. Dengan kata lain, saudara kembar kelezatan adalah kesulitan.
Bukankah segala yang lezat, selaku dibuat dengan penuh hikmat? Adakah makanan lezat yang dimasak tanpa rencana, tanpa keahlian, terjadi dengan kebetulan? Ah, sungguh mustahil!
Maka konsekuensi dari pemahaman ini sungguh melegakan. Kesulitan, ya memang kesulitan. Tak perlu lah ia diubah-ubah kata menjadi tantangan. Sebab kata tantangan itu memiliki maknanya sendiri.
Kesulitan, ya memang kesulitan. Tapi kala menghadapinya, kita tahu persis, kelezatan sedang menunggu di hadapan.
Terimakasih Pak Teddi, pemahaman barunya,,, sungguh bermanfaat, 🙂
Sama-dama. Sukses selalu ya 🙂
Apa kabar, Mas Teddy?
Saya salah satu “murid” yang pernah anda didik di AFMP, AMDI.
Sekarang Mas Teddy sudah tidak di AAB,ya. Semoga menemukan tantangan yang lebih baik di tempat yang baru
Alhamdulillah baik. Iya, saya pindah ke dunamis Maret lalu. Terima kasih, doa yang sama untuk Pak Arie.