“Pada kesabaran, ada keberuntungan.”
Demikian banyak janjiNya bagi orang-orang yang sabar. Mulai dari kebaikan kecil di dunia, sampai kebaikan besar di surga. Ada tempat khusus yang takkan terjamah kecuali oleh orang yang sabar.
Ya, sebab sabar adalah hulu dari hilir segala kebaikan. Tiada kan lahir kebaikan, tanpa diawali kesabaran. Pada dia nan terburu-buru, kegagalan tinggal lah menunggu waktu.
Bercermin pada kisah Ibrahim as. Sekian lama bersabar tuk beroleh anak, pada usia tua baru lah dikabulkan. Dua anak dianugerahkan, nabi pula keduanya. Mungkin sebab itu lah beliau perlu berada dalam kesabaran yang panjang. Sebab tanpanya pribadi takkan matang, dan layak menjadi teladan bagi dua orang nabi.
Maka malu lah wahai diri yang terburu-buru. Yang tak mampu tenang menunggu, padahal janjiNya bahwa tiap mohon kan dikabulkan. Sungguh mudah bagi Pencipta seluruh alam tuk jadikan tiap permohonan. Namun diri amat sering tak sadar, bahwa tak semua pinta ada kebaikan padanya. Dalam banyak kali, pinta adalah sebab nafsu belaka. Dia Sang Maha Tahu, sungguh memaklumi kepandiran insan nan lemah ini.
Pada tiap kesabaran, sejatinya tertumpuk bangunan kebaikan. Diri yang terburu-buru seringkali meninggalkan bangunan itu sebelum tegak pucuknya berdiri. Ia tak pernah rasakan puncak kebahagiaan yang terlahir darinya. Sebab kesejatian paripurna senantiasa hadir pada ujung kesungguhan usaha.
Maka jika ada keahlian nan patut kau latih dengan tekun, wahai diri, ia lah kesabaran. Darinya lah kan lahir pintu-pintu keajaiban. Dan tentang menunggu, ia takkan membosankanmu jika kau terlalu sibuk tuk mengisi waktumu dengan kemanfaatan.