Seorang kawan pernah berkata kepada saya ketika saya jelaskan kepadanya tentang ’bersahabat’ dengan unconscious kita, “Bersahabat dengan unconscious? Memang bisa ya? Bagaimana caranya, wong sadar aja nggak?” Seperti telah saya jelaskan pada artikel sebelumnya, meskipun disebut sebagai unconscious, bukan berarti ia adalah tempat yang sama sekali tidak bisa kita jamah. Memang, bagi kita yang belum […]

“Wah, NLP membahas unconscious juga yah? Apa sih tuh unconscious? Kok kayaknya serem gitu?” Yah, seperti inilah biasanya kalimat yang meluncur jika seseorang saya suguhi dengan kata-kata unconscious. Entah dari mana datangnya, unconscious seolah-olah memiliki makna yang menyeramkan. Padahal, yang sesungguhnya terjadi adalah sebaliknya: unconscious adalah ensiklopedia luar biasa besar yang memuat segala sesuatu yang

Tentang Conscious dan UnconsciousRead More »

“Apa yang Anda tahu tentang rapport?” tanya seorang dosen saya di kampus dulu. “Basa-basi Pak,” jawab beberapa orang. “Hanya itu?” tanya dosen saya tadi sembari menunjukkan wajah sedikit keheranan. “Ya, rapport itu kan misalnya waktu kita baru pertama kali bertemu dengan klien, lalu kita ajak dia bicara, tanya tentang kabarnya hari ini, dsb. Mirip basa-basi

Being Connected: Menjadi NLPers yang Sensitif (Bagian Kedua)Read More »

“Apa itu matching dan mirroring? Cuma niru-niru aja kan? Memangnya orang nggak malah jadi marah kalau kita tirukan gerakannya?” Demikian respon yang pernah saya terima ketika mengajarkan rapport building ala NLP dalam sebuah pelatihan untuk para mentor les privat di Jogja 2 tahun lalu. Tidak mengherankan memang jika ia bereaksi demikian, karena ternyata ia memang

Being Connected: Menjadi NLPers yang Sensitif (Bagian Pertama)Read More »

Silakan mengambil posisi duduk yang nyaman bagi Anda. Pejamkan mata, dan ikuti instruksi berikut ini. Ingat-ingatlah sebuah kejadian menyenangkan yang Anda alami baru-baru ini. Anda bisa melihatnya dengan jelas? Bagus. Sekarang, perhatikan dengan lebih detil gambaran pengalaman tersebut. Gambaran tersebut berwarna atau hitam putih? Tiga dimensi atau datar seperti sebuah foto? Anda ada di dalam

Pintu Persepsi-Bagian KetigaRead More »

Apa yang muncul dalam benak Anda jika saya minta untuk memikirkan secangkir coklat susu kental hangat? Gambaran sebuah cangkir berisi cairan berwarna coklat kental disertai asa lembut yang mengepul ke atas kah? Suara yang muncul ketika Anda sedang menyeruput secangkir coklat susu dengan penuh kenikmatan kah? Lidah yang bergejolak merasakan manis dan lembutnya kah? Harumnya

Pintu Persepsi-Bagian PertamaRead More »

“NLP itu pola pikir, bukan hanya teknik,” ujar salah seorang trainer NLP yang pernah menjadi instruktur dalam pelatihan NLP yang saya ikuti. Mendengar itu, saya yang belum lama mendengar istilah NLP pun sedikit penasaran: apa yang dia maksud dengan ‘pola pikir NLP’ itu. Sepenangkapan saya waktu itu, beberapa konsep dan teknik NLP yang diajarkan sebenarnya

Cara Berpikir Orang NLPRead More »

Loh, kok jadi sejarah? Well, saya mempunyai 2 alasan mengapa di artikel-artikel awal seperti ini justru membahas mengenai sejarah—sesuatu yang sering dianggap sebagai hal yang membosankan. Pertama, cara termudah yang sampai saat ini saya temukan untuk memberi pemahaman tentang gambaran besar NLP adalah dengan menerangkan sejarah kemunculannya. Kedua, mempelajari sejarah NLP menjadikan saya lebih obyektif

NLP for Dummies: History of NLP*Read More »

“Apa sih NLP itu?” Ini adalah pertanyaan standar yang seringkali muncul setiap kali saya berbicara tentang NLP. Namanya yang sedikit aneh memang membuat banyak orang mengalami have-no-clue syndrome ketika mendengarnya. Neuro-Lingustic Programming, apa itu? Sampai saat ini, saya pun juga belum menemukan definisi pasti dan formal mengenai NLP. Yang ada hanyalah definisi yang diuraikan oleh

NLP for Dummies: What is NLP?Read More »