Jalan Kan Tersedia

“Jalan yang tersedia, bagi yang benar-benar ingin melangkah.”

Jalan adalah penghubung dua dunia. Tak diperlukan jalan jika tak ada kebutuhan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Ada kalanya jalan sudah tersedia, sehingga membuat perpindahan mudah saja. Ada kali lain, jalan belum tampak, maka perlu dibuat.

Kita mengenal jalan setapak, yang mungkin mulanya disebut demikian sebab hanya bisa dilalui setapak-setapak. Ada jalan besar yang memang dibutuhkan sebab banyak orang berjalan lalu lalang. Ada pula jalan setapak yang kemudian membesar sebab yang menggunakannya pun bertambah.

Di antara beberapa jenis jalan ini, jalan setapak selalu menarik perhatian saya. Sebab ia pasti dimulai oleh seseorang, atau beberapa orang, yang mampu melihat melampaui apa yang ada di hadapan. Orang-orang ini bisa jadi dulu hanya bisa menatap hamparan hutan. Namun pandangannya yang jauh ke depan mampu menembus penuh harapan. Digagasnya rute, dipangkasnya semak belukar, hingga banyak orang yang datang kemudian menikmati mudahnya perjalanan.

Ya, orang-orang ini, adalah mereka yang tak terhenti oleh halangan. Jalan, bagi mereka, bukanlah sesuatu yang mesti tersedia sekarang. Jalan, adalah sebuah rute yang bisa jadi memang perlu disediakan. Kesungguhan untuk benar-benar melangkah lah yang membuat jalan itu terbentang. Pertama dalam pikiran, lalu diwujudkan jadi kenyataan.

Maka bagi diri yang sedang berhenti sebab belum melihat jalan, merenunglah sejenak. Tanyakan pada diri, seberapa jelas tujuan akhir telah terbayang. Seberapa nyaring suara riuhnya telah terdengar. Seberapa besar gairah untuk mencapainya makin memuncak. Sebab belum terlihatnya jalan, bisa jadi akibat ketekunan yang masih kurang. Ketekunan untuk memotong rerumputan di hadapan, menyingkirkan ranting-ranting penghalang, karena yakin benar tujuan itu ada di ujung sana.

Jalan itu ada. Diri ini lah yang menutupinya dengan lemahnya harapan. Padahal adalah janjiNya, bahwa tiap permohonan kan dikabulkan. Jika tidak, kemungkinannya hanya 2: ditunda atau diganti dengan yang lebih baik. Tidak, tidak mungkin ia tak terwujud. Terlalu mudah bagiNya mengabulkan doa diri yang remeh temeh ini. Namun ada kalanya kesungguhan usaha belum sebanding dengan yang diinginkan. Maka Dia tunda, atau diberikan hasil yang sementara. Sebab hasil sejatinya adalah amanah jua, yang hanya sanggup dipikul oleh mereka yang layak memeliharanya.

Jalan itu pasti ada. Bagi yang benar-benar ingin melangkah. Jika tak tampak, mungkin itu tanda akan keinginan yang lemah. Jika tak tampak, bisa jadi ia menghendaki tangan dan kaki ini bergerak untuk membangunnya. Ya, tugasmu, wahai diri, bukan semata mencapai tujuanmu. Tugasmu, bisa jadi juga membuka jalan bagi orang lain.

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *