“Rumah kini tak mesti mendidik kita. Sebab tontonan masuk dan mendidik pikiran tanpa permisi.” Mengapa beberapa tahun belakangan kita ribut-ribut pendidikan karakter? Mungkin sebab di dalam hati kita sudah tak tahan dengan bobroknya karakter bangsa, yang tercermin tidak saja di tingkah laku para pemimpin di layar media, tapi juga serampangannya tingkah laku orang di jalanan. […]
Category: Family & Education
Masa pandemi adalah untuk pertama kalinya, sejak kami berkeluarga, bersama 24 jam berhari-hari, bahkan hitungan bulan di awal-awal. Sehingga ini lah masa-masa saat kami benar-benar baru melihat keutuhan diri kami tanpa jeda yang berarti. Sulit untuk menutupi bagian dari diri yang tak ingin ditampakkan. Loh, bukankah memang demikian dalam keluarga? Tidak juga. Setidaknya bagi yang
Persahabatan adalah sebuah hubungan yang unik antarmanusia. Pertama, ia bisa hadir dalam berbagai bentuk hubungan formal lain. Suami istri, bisa menjadi layaknya sahabat ataupun tidak. Begitu pula kakak-adik. Ya, tak bisa kita pungkiri bahwa ada rumah tangga yang memang bersifat formal. Ia sah secara hukum, namun tak menyediakan kehangatan. Hanya keluarga yang menghadirkan persahabatan yang
“Cintai kekurangan pasanganmu, sebab kelebihannya adalah bonus.” Sultan Djorghi, di NLP Conference 2019 Ini adalah hikmah yang banyak peserta NLP Conference 3 November 2019 lalu dapatkan, di sesi panel sore hari. Dalam diskusi sepanjang 90 menit itu, kalimat Bang Sultan mendapat sambutan yang meriah, sekaligus menyisipkan kesunyian dalam hati saya. Karena inilah inti dari
Beberapa tahun lalu, aku pernah memfasilitasi sebuah kelas pelatihan. Pengalaman yang tak terlupakan, karena kala itu aku harus menggunakan bahasa Inggris, dikarenakan sebagian peserta yang ekspatriat. Mudah diduga, kelas berjalan dengan tidak optimal, karena level kelucuan berkurang lebih dari 50%. Hehe.. Tapi bukan itu pengalaman yang paling berkesan. Pengalaman yang membuatku sungguh belajar amat banyak.
Di Balik Riuh Zonasi Bukan. Ini bukan analisa ilmiah soal zonasi yang sedang ramai dibicarakan—dan dikeluhkan. Sebab aku tak sedikit pun paham apa duduk perkara jelasnya, apa dasar pemikirannya, apa detil aturannya. Ini hanya sebuah catatan dari secuplik renungan, tentang kejadian zonasi dan beberapa kawan-kawan sejenisnya. Zonasi menjadi kontroversi. Orang tua utamanya. Pihak yang memprotes
“Pernikahan adalah tentang mengambil peran.” Pernikahan, bukanlah soal menyatukan perbedaan. Sebab yang berbeda, kan tetap berbeda. Pernikahan, bukan juga soal menghilangkan perbedaan. Karena yang berbeda, tak mungkin disamakan. Lalu, tentang apa kah pernikahan itu? Sepuluh tahun menjalani, sejauh ini, di titik ini, kupahami pernikahan adalah tentang mengambil peran. Kehidupan memiliki banyak tugas nan mesti diselesaikan.
Hari ini saya hadir di Sekolah Ehipassiko, BSD City. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang sedang dalam perjalanan mengimplementasikan sistem The Leader in Me (TLIM). Sebuah sistem yang membantu sekolah untuk menumbuhkan budaya dan karakter kepemimpinan. Ehipassiko baru memulai inisiatif ini beberapa bulan lalu, dan kini sudah memasuki fase implementasi, setelah melalui 4 program
Merenungi sejenak fenomena sekolah berlabel ‘internasional’. Menggunakan kurikulum dari luar negeri, setiap hari berbahasa inggris. Pada saat yang sama, kala bertemu dengan beberapa siswa SMA sekolah serupa ini, mereka bertanya dimana itu kota Kudus? Saat aku memberikan sebuah kuesioner untuk diisi, seorang siswa bertanya, “Kak, apa artinya ‘merangkai’?” Aku tertegun. Tak kuragukan kefasihan mereka berbahasa
Perayaan hari kartini di sekolah anakku minggu lalu sekali lagi meyakinkanku bahwa anak-anak di era ini hampir tak punya masalah dengan percaya diri. Dulu, sungguh naik panggung merupakan salah satu aktivitas yang teramat jarang terjadi padaku. Ketika terjadi, biasanya aku membutuhkan waktu cukup lama untuk mempersiapkan diri. Itupun tak selalu berakhir dengan membanggakan. Lebih sering
Recent Comments